Sunah-Sunah yang Dilakukan Dalam Puasa Ramadhan
TERASBANDUNG.COM - Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat muslim di seluruh dunia, dimana ibadah ini dilaksanakan dengan cara menahan diri dari haus, lapar, perbuatan buruk ataupun dari apa yang membatakan puasa.
Dilakukan dari terbit sampai terbenamnya matahari, yang seperti diketahui telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Untuk mencapai pahala yang lebih besar, alangkah baiknya puasa ramadhan dibarengi dengan mengamalkan sunah-sunah Nabi SAW.
Berikut Sunah-Sunah Puasa Ramadhan lengkap dengan penjelasannya:
1. Makan Sahur
Dari Anas ra Rasulullah saw bersabda: Makan sahur lah kamu, karena di dalam sahur itu terdapat berkah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu makan sahur ialah dari pertengahan malam sampai terbit fajar, dan di sunnahkan untuk mengakhirkan makan sahur. hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW sebagai berikut:
Dari Amr bin Maimun ra ia berkata: Adalah para sahabat nabi Muhammad SAW adalah orang-orang yang paling segera berbukanya dan paling terlambat bersahurnya. (HR. Baihaqi dengan sanad yang sah)
2. Menyegerakan Berbuka Puasa (Ta'jil)
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah saw berikut ini:
Dari Sahl bin Sa'ad bahwa Nabi Saw bersabda: Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist lain menyatakan sebagai berikut:
Dari Salman bin Amir bahwa Nabi SAW bersabda: Jika salah seorang diantara kamu berpuasa, hendaklah ia berbuka dengan kurma, dan jika tidak ada, maka dengan air, karena air itu suci. (HR. Ahmad, Tirmidzi yang menyatakan Hasan dan sahih)
3. Berdoa Ketika Berbuka Puasa (Membaca Doa Berbuka Puasa).
Dari Ibnu Umar ra adalah Nabi SAW ketika berbuka puasa beliau berdoa: Ya Allah karena Engkau aku berpuasa dan dengan rizkiMu aku berbuka, dahaga telah hilang dan urat-urat telah basah (minum), dan pahalanya di tetapkan. (HR. Daruquthni)
Doa Berbuka Puasa Ramadhan
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina
Artinya : "Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih."
Namun, hadits riwayat Abu Daud menyebutkan Rasulullah membacakan doa berikut ini ketika berbuka puasa.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya: Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.
4. Meninggalkan kata-kata Bohong atau Berdusta, Berkata Kotor, Mencaci Maki, Mengumpat dan Bertengkar.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW:
Jika tiba hari puasa maka janganlah ada di antara kamu berkata kotor dan janganlah bercekcok, maka bila seseorang mencaci atau memusuhi, maka hendaklah berkata saya sedang berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Hendaklah Tidak Lama-lama Saat Berkumur dan Menghisap Air Kehidung.
Hal ini sesuai dengan hadist berikut ini.
Dari Laqith bin Shaburoh ra. ia berkata: Wahai Rasulullah ajarkanlah kepadaku tentang wudhu. Rasulullah bersabda: Ratakanlah air wudhu dan sela-selahilah jari-jarimu dan keraskanlah dalam menghisap air dihidung kecuali engkau sedang berpuasa (HR. lima ahli hadist)
6. Memberi Makan Orang Yang Sedang Berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala sebanyak orang yang berpuasa itu, tidak kerang sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
7. Memperbanyak Sedekah Pada Bulan Ramadhan.
Hal tersebut sesuai dengan hadist berikut ini:
Dari Anas ra ia berkata: Wahai Rasulullah Shadaqah mana yang paling utama.? Rasulullah saw menjawab: Shadaqah yang paling utama ialah pada bulan Ramadhan. (HR. Tirmidzi)
8. Memperbanyak membaca (Tadarus) Al-Qur'an dan memperbanyak amalan-amalan sunah yang lain seperti shalat tarawih dan shalat sunah lainnya.
Salah satu amalan sunnah di bulan Ramadhan adalah Tadarus Al-Qur'an dan Mengkhatamkannya, Di bulan Ramadhan inilah Al Qur'an diturunkan pada kita. Oleh sebab itu aktifitas mengaji, tadarusan, sekaligus mengkaji isi dari bacaan Al-Qur'an termasuk amalan yang disunnahkan.
Ibnu Abbas ra menceritakan:
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
"Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur'an bersamanya." (HR. Bukhari)
Imam An-Nawawi Rahimahullah menceritakan dalam kitab At Tibyan fi Aadab Hamalatil Qur'an, bahwa diriwayatkan oleh As Sayyid Al-Jalil Ahmad Ad Dawraqi dengan sanadnya, dari Manshur bin Zaadaan, dari para ahli ibadah tabi’in – semoga Allah meridhainya- bahwasanya di bulan Ramadhan dia mengkhatamkan Al-Qur'an antara Dzuhur dan Ashar, dan juga mengkhatamkan antara Maghrib dan Isya, dan mereka mengakhirkan Isya hingga seperempat malam.
Imam Abu Daud meriwayatkan dengan sanad yang shahih, bahwa Mujahid mengkhatamkan Al-Qur'an antara Maghrib dan Isya. Dari Manshur, katanya bahwa Al-Azdi mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malam antara Maghrib dan Isya pada bulan Ramadhan.
Ibrahim bin Sa'ad menceritakan: bahwa ayahku kuat menahan duduk dan sekaligus mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sekali duduk. Ada pun yang sekali khatam dalam satu rakaat shalat tidak terhitung jumlahnya karena banyak manusia yang melakukannya, seperti Utsman bin 'Affan, At Tamim Ad Dari, Sa'id bin Jubeir semoga Allah meridhai mereka- yang khatam satu rakaat ketika shalat di dalam Ka’bah.
Ada juga yang khatam dalam sepekan, seperti Utsman bin 'Affan, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka’ab, dan segolongan tabi'in seperti Abdurrahman bin Yazid, Al-Qamah, dan Ibrahim-semoga Allah merahmati mereka semua. (Lengkapnya lihat Imam An-Nawawi, At Tibyan, Hal. 60-61)
Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al-Baqarah (2): 185)
Tepatnya, Al-Qur'an diturunkan selama dua tahap sebagaimana dikatakan Ibnu 'Abbas dan Asy Sya'bi Radhiallahu 'Anhuma. (Rinciannya lihat dalam Tafsir Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami’ul Bayan, 24/531-532)
Tahap pertama, pada malam qadar (Lailatul Qadr) Al-Qur'an diturunkan dalam satu kesatuan dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan)."(Al-Qadr: 1)
Tahap kedua diturunkan secara bertahap, sejak 17 Ramadhan, hal ini diterangkan oleh ayat:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آَمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Anfal: 41)
9. Melakukan I'tikaf di Masjid
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan taat kepada-Nya dengan menjauhi hal-hal yang diingini oleh hawa nafsu. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqrah ayat 187 yang artinya:
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu ber i'tikaf didalam masjid. (QS. Al-Baqarah :187)
Ibadah i'tikaf ini merupakan suatu amal yang sangat penting di dalam islam, dan hal ini dibuktikan bahwa Rasulullah saw selalu menjalankan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan semenjak beliau hijrah ke madinah sampai beliau wafat. Hal ini di jelaskan dalam sebuah hadist berikut ini.
Dari Aisyah ra. Rasulullah saw melakukan I'tikaf semenjak sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan (beliau sesalu melakukan hal tersebut) sampai beliau wafat (HR. Bukhari dan Muslim)
I'tikaf yang mengandung keikhlasan dan meyerahkan diri kepada Allah SWT dengan selalu beribadah di dalam masjid terutama memohon perlindungannya dan menjauhkan diri dari masalah keduniawi dan mementingkan kepentingan akhirat, hal ini sangat di anjurkan dalam agama. I'tikaf tentu saja berbeda dengan bertapa, Islam tidak mengenal cara bertapa yang menjauhkan diri dari segala keduniaan secara total, tetapi sangat menganjurkan untuk melakukan I'tikaf untuk umatnya.
10. Menghidupkan Malam Lailatul Qodar
Dengan kasih sayang dan rahmat-Nya, Allah SWT menghadiahkan kita satu malam yang sangat istimewa di bulan Ramadhan, malam yang barang siapa menghidupkannya, akan diampuni dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).
Bahkan mendapat pahala yang berlipat ganda yang lebih baik dari amalan seribu bulan. Pahala seperti ini hanya ada pada malam itu. Allah Ta'ala berfirman tentangnya (yang artinya), "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan" (QS. Al Qadar : 3).
Rasulullah saw menghidupkan malam Laitul Qadar dan menganjurkan pada kita untuk menghidupkannya. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba untuk menghidupkan malam Laitul Qadar dengan memperbanyak amalan-amalan di bulan suci Ramadhan.
Itulah mengenai hal-hal yang disunahkan dalam puasa Ramadhan yang Insyaallah bisa kita kerjakan untuk menyempurnakan ibadah puasa kita. dengan mengerjakan sunah maka kita telah mencontoh nabi Muhammad saw. dan semoga artikel diatas bisa membantu dan bermanfaat bagi kita semua.***