RAGAM NUSANTARA - Pemerintah Indonesia telah menjalankan program vaksinasi dosis ketiga atau booster pada Rabu, 12 Januari 2022. Program ini salah satu bentuk upaya lanjutan dari vaksinasi primer atau dosis penuh bagi 1 kali atau 2 kali suntik tergantung jenis vaksinnya.

Vaksinasi booster ialah upaya mengembalikan imunitas dan proteksi klinis yang menurun di populasi yang ditemukan berdasarkan hasil sero survei.

Dari sisi kesehatan, setidaknya terdapat 3 alasan penting. Pertama, adanya kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian-varian covid-19 baru termasuk varian Omicron.

Merujuk studi meta analisis dan analisis regresi oleh Fekin dkk tahun 2021, diketahui bahwa efektivitas 4 vaksin yang sudah mendapatkan EUL dari WHO mengalami penurunan aktivitas sebesar 8% dalam 6 bulan terakhir pada seluruh kelompok umur.

Dalam kurun waktu yang sama kepada orang dengan usia 50 tahun keatas, terjadi penurunan efektivitas vaksin sebesar 10% dan 32% untuk mencegah kemunculan gejala.

Kedua, sebagai bentuk usaha adaptasi masyarakat hidup dimasa pandemi COVID-19 demi kesehatan jangka panjang. Dan ketiga, memenuhi hak setiap orang Indonesia utk mengakses vaksin demi perlindungan diri dan komunitas.

Badan POM sendiri terkait vaksin booster telah bekerjasama dengan Komite Penilai Vaksin COVID-19, berbagai asosiasi dan ITAGI telah menyasar orang dewasa usia 18 tahun keatas sebagai sasaran selanjutnya.

Untuk upaya Vaksinasi lanjutan ini dapat dilakukan dengan jenis vaksin yang sama (homolog) atau dengan pemberian vaksin yang berbeda dari yang disuntikkan sebelumnya (heterolog). Dari hasil kajian Badan POM, EUA diberikan kepada 5 jenis vaksin untuk booster.

Yaitu yang disuntikkan secara homolog diantaranya Coronavac, Pfizer dan AstraZeneca. Dapat disuntikkan secara homolog dan heterolog yaitu Moderna, dan Zifivax yang secara heterolog.

Berikut lima jenis vaksin booster tersebut beserta cara menggunakan dan manfaatnya menurut keterangan yang diberikan BPOM, Senin 10 Januari 2022.

1. Vaksin CoronaVac atau Vaksin COVID-19 Bio Farma (Sinovac)

Digunakan sebagai vaksin booster homolog, diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap Vaksin Sinovac pada orang dewasa atau usia 18 tahun ke atas. Manfaatnya, berdasarkan uji klinis, meningkatkan titer antibodi netralisasi 21-35 kali setelah 28 hari sejak pemberian booster/dosis lanjutan.

2. Vaksin Pfizer

Vaksin Comirnaty dari Pfizer juga sebagai dosis lanjutan homolog yang dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap Comirnaty/Pfizer pada usia 18 tahun ke atas. Manfaatnya, mendapatkan peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah satu bulan pemberian booster/dosis lanjutan sebesar 3,29 kali dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer.

3. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) sebagai booster homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca pada usia 18 tahun ke atas. Peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG sejatinya akan didapat dari 1792 (sebelum pemberian booster) menjadi 3746.

4. Vaksin Moderna

Vaksin Moderna bisa digunakan sebagai booster homolog maupun heterolog, tapi hanya untuk vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen. Jumlah dosisnya setengah (half dose) dapat diberikan pada usia 18 tahun ke atas. Penggunaan dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer. Hasil uji menunjukkan kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah penggunaannya sebagai dosis booster homolog.

5. Vaksin Anhui

Vaksin Zifivax dari Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co. Ltd, Cina, diizinkan digunakan sebagai vaksin booster heterolog, diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm). Sama, dibatasi hanya untuk usia 18 tahun atau lebih tapi dengan jumlah dosis yang penuh (full dose). Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30x pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Vaksin Sinovac atau Sinopharm.

Nantinya vaksin booster akan diberikan secara gratis dengan beberapa skema pemberian oleh pemerintah, mitra badan hukum atau badan usaha. Vaksin booster akan terlebih dahulu diberikan kepada kabupaten/kota dengan cakupan 70% dosis pertama, dan cakupan 60% dosis kedua sebagai acuan percepatan vaksinasi.

Kedepan Badan POM dengan seluruh UPTD daerah akan terus mengawal dan memantau implementasi vaksinasi boosuter yang mencakup kelayakan vaksin, rantai dingin, tanggal kadaluarsa dan akan melakukan sampling untuk memastikan aspek mutu keamanan dan khasiatnya.***