Ilustrasi Tsunami/pixabay.
RAGAM NUSANTARA - Gempa berkekuatan magnitudo 6.6 yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT pada kedalaman 40 kilometer terjadi pada Jumat 14 Januari 2022 silam.
Gempa yang masuk dalam wilayah Serang Banten terasa hingga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung dan daerah lainnya.
Tak ayal guncangan itu membuat masyarakat berhamburan keluar ruangan untuk menyelamatkan diri dari hal yang tidak diinginkan.
Kabarnya ratusan rumah terutama di Kabupaten Pandeglang dengan total rumah rusak berat dan ringan.
Kabar burung lantas merebak yang menyebutkan bahwa akan ada gempa dan tsunami besar yang bakal terjadi di wilayah Jawa Barat.
Menanggapi kabar burung tersebut kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu angkat bicara.
Teguh Rahayu memastikan kabar tersebut palsu alias hoaks dan menjelaskan pasca gempa bumi magnitudo (M) 6,6 di Pandeglang, gempa susulan terus terjadi.
Tetapi, gempa susulan sampai saat ini sudah jauh menurun dengan kekuatan yang jauh lebih kecil.
Dirinya mengungkapkan, ada yang menyatakan akan ada gempa susulan yang lebih besar serta menyebabkan tsunami maka hal itu tidak benar.
Rahayu menegaskan hingga sekarang gempa bumi belum dapat diprediksi secara pasti, kapan, dimana serta berapa besar kekuatannya. Sehingga mustahil bisa meramalkan kekuatan gempa susulan yang akan terjadi.
"Untuk informasi dari pesan suara yang saat ini beredar yang menyatakan akan ada gempa susulan berkekuatan besar dan menimbulkan tsunami di Palabuhan Ratu merupakan berita bohong (hoaks) yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang menginginkan keresahan di masyarakat," paparnya menegaskan.
Rahayu berharap kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di Pelabuhan Ratu dan sekitarnya diimbau untuk tidak mempercayai berita bohong itu.**