RAGAM NUSANTARA - Sekarang ini Covid-19 varian Omicron mulai merebak di dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 varian Omicron bisa menyerang semua kalangan dan usia bahkan seorang atlet seperti pemain bola yang kesehatannya terjaga.

Seperti diketahui event-event olah raga seperti Indonesia Basket Luague dihentikan sementara, bahkan ajang sepak bola nasional Liga 1 ratusan pemainnya positif Covid-19 varian Omicron.

Begitu ganasnya varian Omicron menyebabkan banyaknya berita yang beredar terutama di media sosial yang membahasnya.

Namun tidak semua berita di media sosial patut dipercaya, malah sebaliknya bisa menyesatkan dan tak berguna sama sekali.

Seperti sebuah video yang beredar di Twitter yang menyebutkan bahwa penggunaan bubuk jahe bisa menyembuhkan infeksi virus penyebab Covid-19 varian Omicron.

Unggahan tersebut konon disebar oleh seorang pakar kesehatan yang diklaim bernama Zarir Udwadia.

Melalui konten digital sepanjang hampir dua menit itu, Zarir memaparkan infeksi virus corona bisa hilang dengan hanya menghirup sedikit bubuk jahe dari ujung jari.

Alasannya, bubuk jahe kering memiliki sifat basa dan pH yang tinggi, kandungan tersebut akan membunuh Covid-19 yang menyebar melalui lubang hidung, selaput lendir, tenggorokan dan kemudian paru-paru.

"Saya sudah melakukannya setiap pagi dan malam. Silakan bagikan berita ini kepada keluarga, teman dan orang terkasih anda," demikian isi narasi yang diubah dalam Bahasa Indonesia.

Video soal klaim keampuhan bubuk jahe tersebut juga dibagikan pengguna Twitter @maskeench.

Berikut narasi yang dibagikan pengguna Twitter dengan 16.800 pengikut itu:

"Berbagi saran ahli dari Dr.Zarir Udwadia. Dia adalah dokter dada yang paling dihormati di negara kita".

Namun kenyataannya pria dalam video di Twitter itu ternyata bukan pakar kesehatan bernama Zarir Udwadia seperti laporan turnbackhoax dikutip dari Antara.

Dr. Zarir Udwadia yang asli, dalam klarifikasinya, menyatakan tidak pernah membuat klaim menghirup bubuk jahe dapat menyembuhkan Covid-19. Dia juga melarang masyarakat untuk melakukan saran pria dalam video tersebut.

Ketua Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Patrick Amoth, dalam unggahan di Twitter, telah menuliskan lemon dan jahe hanya dapat digunakan sebagai penambah kekebalan tubuh, bukan untuk obat infeksi Covid-19.

"Jadi meskipun itu adalah kebiasaan yang baik untuk meminumnya secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan, tolong padukan dengan mencuci tangan; sanitasi; menjaga jarak sosial dan memakai masker," kata Patrick Amoth.

Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional Amerika Serikat dalam situsnya juga merinci jahe tidak dapat menghentikan proses infeksi virus ke dalam sel atau proses replikasi virus yang terjadi saat orang terinfeksi Covid-19.

Maka berhati-hatilah bagi masyarakat agar tidak langsung percaya dengan unggahan di media sosial terkait Covid-19 varian Omicron.**