Ilustrasi offside. (Chiraphat/Pixabay)
RAGAM NUSANTARA - Sepak bola dunia semakin memanfaatkan teknologi terkait pengambilan keputusan di lapangan oleh wasit.
Salah satunya, teknologi offside semi-otomatis yang saat ini tengah diujicobakan di Piala Dunia Antarklub.
Penggunakan teknologi ini diharapkan bisa mempercepat pengambilan keputusan dan memberikan kejelasan yang lebih baik kepada para suporter.
Teknologi yang menggunakan sistem pelacakan optik pertama kali digunakan pada Piala Arab tahun lalu di Qatar.
Diharapkan, teknologi tersebut bisa digunakan sepenuhnya pada Piala Dunia 2022 pada akhir tahun ini.
Keberadaan teknologi offside semi-otomatis ini menyusul keberadaan VAR yang mana menurut ketua komite wasit FIFA, Pierluigi Collina terbukti sangat sukses.
VAR turut membantu wasit dalam mengambil beberapa keputusan krusial di pertandingan, tetapi menurut Collina, VAR masih memerlukan banyak konsistensi.
"Ini belum di sangat, sangat atas... kecepatan proses pengambilan keputusan yang sama. Menjadi cepat dan akurat tidak jalan berbarengan," kata Collina dikutip dari Antara.
Menurut Collina, hal tersebut dirasa penting terutama bagi para petugas VAR dalam mengambil keputusan yang akurat.
Wasit asal Italia inipun menyadari bahwa pihaknya harus lebih mempersingkat waktu dalam mengambil keputusan, terutama offside.
"Gol sudah dirayakan, semua orang menunggu dan kemudian ada gol yang dianulir atau sebaliknya, dan kemudian setelah waktu yang cukup lama ada keputusan akhir," kata Pierluigi Collina.
Menurut Antara, teknologi pelacakan anggota badan yang bergerak oleh data bergantung pada sejumlah kamera khusus dan kamera siaran di stadion.
Kamera-kamera tersebut nantinya akan memberikan posisi yang tepat dari para pemain di lapangan, sekaligus menawarkan informasi yang tepat kepada wasit dalam hitungan detik saja
"Untuk meningkatkan akurasi, sistem saat ini menghasilkan 18 titik data per pemain. Melacak berbagai bagian tubuh untuk membuat model kerangka tiga dimensi," pernyataan yang tertulis di Antara.
Di Piala Dunia 2022, jumlah titik tersebut diharapkan akan bertambah menjadi 29 titik, agar memberikan presisi lebih lanjut.
Nantinya, setelah keputusan terakhir dibuat, akan muncul animasi 3D yang ditampilkan di layar lebar lapangan.
"Dengan mengambil data itu, kita bisa masuk ke dunia 3D dan kita bisa membuat animasi, yang bisa menjelaskan dengan sempurna apakah seorang pemain onside, seberapa jauh pemain itu offside atau onside," kata kepela teknologi sepak bola FIFA, Sebastian Runge.
"Kami memasukannya ke dalam animasi yang akan dibagikan dengan TV dan operator layar raksasa kami dan kami dapat memberi tahu penonton dengan cara yang lebih jelas tentang keputusan offside atau onside," pungkasnya.
Meski menggunakan teknologi untuk mempercepat apakah seorang pemain offisde atau tidak, keputusan terakhir tetap dibuat oleh wasit.
Cara kerjanya, petugas VAR akan bertanggung jawab dan memantau offiside, memeriksa insiden saat terjadi dan tidak menunggu penghentian dalam permainan.
Nantinya, petugas tersebut akan memberitahukan kejadian kepada ofisial VAR utama, yang membuat keputusan dan kemudian berkoordinasi dengan wasit di lapangan.
"Saya tahu ada yang menyebutnya robot offside, bukan. Teknologi ini hanya alat yang digunakan manusia," kata Collina.
"Wasit dan asisten wasit masih bertanggung jawab atas keputusan di lapangan. Teknologi hanya memberi mereka dukungan yang berharga untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan lebih cetap," katanya.*