Anak sekolah digendong menyeberangi jembatan yang jebol akibat erupsi Semeru. (Foto: tangkapan layar Instagram)
RAGAM NUSANTARA - Gunung Semeru mengalami erupsi akhir tahun 2021 lalu. Setidaknya, tercatat 51 orang meninggal dan puluhan ribu warga kehilangan tempat tinggal.
Meski sudah dua bulan berlalu, dampak erupsi Semeru hingga kini masih terasa. Salah satunya pada mobilitas warga sekitar. Akibat jembatan jebol diterjang lahar Semeru, aktivitas sekolah anak-anak sedikit terhambat.
Dalam video yang diunggah akun Instagram akun @andreli_48, sejumlah anak SD terlihat berusaha menyeberangi sungai. Mereka harus digendong orang dewasa untuk melewati sungai saat hendak berangkat sekolah.
Video tersebut memperlihatkan seorang pria menggendong satu per satu anak sekolah secara bergantian melewati sungai.
"Rutinitas setiap pagi salah satu warga karena jembatan jebol diterjang Lahar Semeru beberapa waktu lalu," ungkap akun tersebut.
"Yang hendak sekolah semoga mendapat ilmu yang berkah manfaat dan yang ngimbali (gendong menyebrangkan) diberi panjang umur sehat selalu dan dimudahkan dalam segala urusanya," imbuhnya.
Akun tersebut menerangkan, jembatan yang jebol itu berada di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Gunung Semeru mengalami erupsi besar pada 4 Desember 2021. Erupsi susulan juga terjadi setelahnya.
Desa yang mengalami dampak paling parah dari bencana erupsi Semeru adalah Desa Curah Kobokan di Lumajang, Jawa Timur. ***