Ilustrasi istirahat dengan melakukan tidur/pixabay.
RAGAM NUSANTARA - Setiap orang membutuhkan istirahat agar tubuh dan pikirannya kembali segar.
Saat terlelap otak akan membersihkan racun-racun tidak berguna yang terbentuk ketika kita berpikir seharian.
Tidur adalah salah satu istirahat terbaik bagi tubuh yang dapat mengembalikan energi, sehingga seseorang siap menjalankan aktivitas pada keesokan harinya
Tidur merupakan bagian penting pada rutinitas harian seseorang dan hampir sepertiga waktu dalam keseharian kita dihabiskan untuk tidur.
Tidur yang berkualitas tidak hanya masalah kuantitas tetapi juga tidur di waktu yang tepat. Kebutuhan akan tidur sama pentingnya dengan makan dan minum.
Masalah kurang tidur yang berlangsung lama dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, depresi, dan obesitas.
Setelah seharian beraktivitas, tidur menjadi hal yang dibutuhkan untuk bisa rehat sejenak dari berbagai pikiran.
Padahal, ketika tidur, otak tetap bekerja sangat aktif dan jika direkam dengan menggunakan Electroencephalograph (EEG), dapat diketahui bahwa tidur sebenarnya terdiri dari tahapan atau fase berbeda, yang terjadi dalam urutan karakteristik.
Dilansir dari berbagai sumber Berikut 4 fase tidur yang dialami setiap hari:
1. NREM: Tidur Ayam
Tahap pertama dari tidur adalah NREM (Non-Rapid Eye Movement) tidur ayam. Fase ini disebut tidur ayam atau tidur ringan, karena tubuh, mental, dan pikiran berada di ambang realita dan bawah sadar. Pada fase ini bisa dibilang sedang setengah sadar, dan otak menghasilkan gelombang beta yang kecil nan cepat.
Pada tahapan tidur ini, mata kondisi memang tertutup, tetapi masih dapat dibangunkan atau terbangun dengan mudah. Pergerakan mata pada fase tidur ini sangat lambat, begitu juga aktivitas otot.
Selama fase tidur ini, kamu dapat mengalami sensasi aneh, yang dikenal dengan istilah halusinasi hypnagogic. Misalnya, perasaan seperti terjatuh atau mendengar seseorang memanggil nama seseorang.
Setelah itu, otak akan menghasilkan gelombang theta beramplitudo tinggi, yaitu sejenis gelombang otak yang sangat lambat. Jika terbangun dari fase tidur yang pertama ini, kamu biasanya dapat mengingat pecahan ingatan gambar visual. Itulah sebabnya ketika ada yang membangunkan pada fase ini, bisa jadi akan dianggap tidak sedang tidur.
2. NREM: Menuju Tidur Pulas
Pada fase tidur kedua ini, denyut jantung dan pernapasan kamu akan melambat, menjadi teratur, dan suhu tubuh menurun. Kamu juga akan menjadi semakin kurang sadar akan lingkungan sekitar. Jika terdengar suara, kamu mungkin tidak dapat memahami betul-betul kontennya.
Ketika memasuki fase ini, gerak mata akan berhenti dan gelombang otak melambat, diiringi dengan hadirnya semburan gelombang cepat sesekali, bernama spindle tidur. Selain itu, fase tidur kedua ini juga ditandai dengan adanya K-complex, yaitu puncak tegangan tinggi negatif pendek.
Kedua hal itu kemudian bekerja sama untuk melindungi tidur dan menekan respon terhadap rangsangan luar, serta membantu penggabungan memori berbasis tidur dan pengolahan informasi. Artinya, tubuh sedang bersiap-siap untuk tidur pulas.
3. NREM: Tidur Pulas
Fase ketiga ini merupakan fase tidur pulas, yang ditandai dengan pelepasan gelombang delta pada otak. Ketika telah memasuki fase ini, kamu akan jadi kurang responsif dan suara yang kamu dengar di sekitar mungkin akan gagal untuk menghasilkan respon. Tidak ada gerakan mata dan aktivitas otot sama sekali dalam fase ini.
Selama fase tidur ini, tubuh memulai perbaikan dan pertumbuhan jaringan, membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah ke otot, serta meningkatkan dan memperkuat sistem imun. Tak hanya itu, energi dan hormon pertumbuhan yang penting untuk tumbuh kembang, juga akan dipulihkan pada fase ini.
Karena sudah “pulas”, kamu yang telah memasuki fase tidur ini akan sangat sulit untuk dibangunkan. Kalaupun berhasil dibangunkan, kamu tidak akan bisa sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan perubahan, dan mungkin akan merasa kebingungan selama beberapa menit setelah bangun. Pada anak-anak, mengompol, night terror, atau sleepwalking, biasanya terjadi pada fase tidur ini.
Namun, jangan sepelekan masalah mengompol, night terror, sleepwalking, atau gangguan tidur lainnya pada anak. Segera download aplikasi Halodoc untuk mendapatkan kemudahan dalam berdiskusi dengan dokter anak lewat chat, atau buat janji dengan dokter anak di rumah sakit.
4. REM: Tidur Bermimpi
Fase terakhir dan terdalam dari tidur adalah REM (Rapid Eye Movement), yang disebut juga tidur bermimpi. Ketika memasuki fase ini, pernapasan akan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Tak hanya itu, mata juga akan bergerak ke segala arah dengan cepat, aktivitas otak dan detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan ereksi pada pria.
Tidur pada fase ini juga disebut sebagai paradoks tidur, karena ketika otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih relaks. Mimpi biasanya terjadi pada fase tidur ini, akibat peningkatan aktivitas otak yang di lain sisi kelumpuhan sementara terjadi pada otot.
Fase tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70-90 menit setelah tertidur. Setelah sekitar 10 menit dalam tidur REM, siklus biasanya akan kembali menjadi tahap tidur NREM. Umumnya, 4 periode tambahan tidur REM terjadi, masing-masing memiliki durasi yang lebih lama.**