Logo federasi sepak bola Rusia/UEFA.
RAGAM NUSANTARA - Invasi Rusia ke negara Ukraina ternyata merembet ke dunia olahraga termasuk sepak bola.
Dunia sepak bola Rusia merasakan getah akibat invasi ke Ukraina karena dibanjiri sanksi dari FIFA dan UEFA termasuk produsen alat-alat olahraga.
Sanksi-sanksi tersebut adalah gagalnya timnas Rusia Putri tampil di Piala Eropa 2022, tujuh klub Rusia tak bisa bermain di kompetisi Eropa, final Liga Champions dipindah ke Prancis yang seharusnya diselenggarakan di Gazprom Arena, St. Petersburg.
Bahkan produsen alat-alat olahraga Adidas memutus kontrak dengan Timnas Rusia yang sudah dibagngun sejak 2008 silam.
Tak aneh jika ada kabar Federasi sepak bola Rusia berencana untuk keluar dari badan sepak bola Eropa, UEFA dan bergabung dengan konfederasi sepakbola Asia AFC.
Namun rencana kepindahan Rusia ke AFC juga masih bergantung restu dari FIFA dan UEFA seperti dilansir dari Marca.
Aturan yang berlaku mengatur agar Rusia harus terlebih dulu mengajukan pengunduran diri dari UEFA, lantas setelah mendapat persetujuan dari FIFA, mereka baru kemudian bisa mendaftarkan diri sebagai anggota baru AFC.
UEFA dan FIFA sepakat melarang tim nasional Rusia tampil dalam putaran final Piala Dunia 2022 Qatar, termasuk dianulirnya status mereka di fase playoff kualifikasi zona Eropa, yang seharusnya mereka bertemu Polandia di babak semifinal Jalur B.
Pun apabila UEFA dan FIFA tak menjatuhkan hukuman, timnaas Polandia, Swedia dan Republik Ceko yang berada di playoff Jalur B langsung kompak menyatakan tidak bersedia bertanding menghadapi timnas Rusia.
Boyongan dari UEFA ke AFC bisa jadi merupakan jalan alternatif bagi Rusia atas sanksi bertubi-tubi yang diterima, mengingat awal bulan ini mereka juga sudah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas sanksi-sanksi tersebut.
Perpindahan konfederasi benua bukan hal baru dalam dunia sepak bola, mengingat Israel juga pernah hijrah dari AFC ke UEFA dan Australia yang sejak 2005 meninggalkan konfederasi sepak bola Oseania (OFC) bergabung ke AFC demi kuota tiket putaran final Piala Dunia yang lebih besar.**