Ilustrasi pengisian oli mesin pada kendaraan bermotor/pixabay.
RAGAM NUSANTARA - Oli mesin atau pelumas memegang fungsi penting dalam kinerja mesin kendaraan bermotor.
Fungsi oli mesin untuk mengurangi gesekan komponen bagian dalam mesin sehingga kondisinya tetap awet.
Oli mesin terdiri dari lapisan-lapisan tipis yang dapat mereduksi terjadinya gesekan antara logam dengan logam pada komponen mesin, sehingga mencegah goresan atau keausan di dalamnya.
Oli mesin saat in terbagi menjadi dua tipe berdasarkan kandungan, yaitu oli mineral atau sintetis.
Baca Juga: 6 Ciri Mobil Boros Bensin Salah Satunya Asap Knalpot Menghitam
Pertamina Lubricants menjelaskan bahwa biasanya produsen oli akan mencantumkan kandungan yang ada di dalam kemasan.
Beberapa tipe yang umum ditemui adalah tipe full sintetis, semi sintetis dan juga oli mineral.
Maka ada baiknya pengguna dan pemilik kendaraan bermotor untuk memahami perbedaan fungsi oli mesin untuk menjaga kondisi kendaraan tetap awet dan prima.
Oli mineral adalah oli yang berasal dari penyulingan ekstrak minyak mentah yang bersumber dari pengolahan minyak bumi. Selama proses pembuatan oli mineral, kotoran yang ada biasanya cukup tinggi dan kandungan impurities-nya dihilangkan.
Baca Juga: Jangan Nyalakan Kontak Atau Hidupkan Mobil Jika Terendam Banjir, Lakukan 3 Tindakan Penting Ini
Oli mineral banyak digunakan pada jenis atau model kendaraan lama yang masih dikembangkan dengan teknologi lawas.
“Struktur molekul oli mineral tidak sebaik oli sintetis, karena oli mineral memiliki struktur molekul yg lebih tidak seragam, sehingga lubricity-nya kurang jika dibandingkan dengan oli sintetis dan dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar,” ungkap Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants lansir dari laman resmi Pertamina.
Sementara oli sintetis sudah mengalami proses pemurnian lebih lanjut atau diformulasikan khusus sesuai kebutuhan aplikasinya di mesin.
Karena itulah oli sintetis ini banyak digunakan pada kendaraan bermotor saat ini, karena fungsinya yang dapat melindungi dari keausan, oksidasi, atau memberikan efek pendinginan mesin yang lebih baik daripada oli mineral.
Lalu ada juga oli semi sintetis, yang sebenarnya hanya istilah marketing yang merujuk kepada campuran dari oli sintetis dan mineral.
Pasalnya perpaduan antara keduanya dan tidak ada aturan resmi terkait rasio komposisi mineral-sintetisnya, kualitas oli semi sintetis ini tentu di bawah oli full sintetis.
Oli semi sintetis ini juga memiliki manfaat seperti oli sintetis seperti peningkatan kinerja mesin, melindungi komponen dan memberikan performa. Hanya saja kemampuannya tidak sebaik oli full sintetis.
Lantas bagaimana cara konsumen membedakan oli sintetis dan oli mineral?
Pertama dari segi harga tentunya, untuk tipe oli sintetis akan memiliki harga lebih mahal dari tipe semi sintetis dan oli mineral. Bahkan harga oli sintetis bisa sampai 4 kali atau lebih dari oli mineral.
Cara lain untuk membedakan adalah dengan memperhatikan label yang ada di kemasan atau botol oli.
Biasanya produsen oli akan mencantumkan keterangan terkait produknya, misalnya Full Syntethic, Syntethic Technology, Syntethic Force, Semi syntethic, dan juga Mineral.
Istilah - istilah itu bisa berbeda antarprodusen oli tetapi secara umum terbagi tiga kelompok besar; Sintetis, Semi Sintetis, dan mineral.
Berikutnya, perhatikan keterangan data produk di botol kemasan. Biasanya tipe mineral akan tercantum informasi seperti: Solvent Extraction, Hydro processed, dan lain-lain.
Sementara untuk tipe sintetis akan tercantum informasi seperti PAO atau Ester, Diester, dan lain sebagainya.
“Bisa juga dengan mengecek typical data sheet dengan melihat indeks viskositas yang ditunjukkan dengan keterangan seperti angka > 120 untuk tipe sintetis, sementara kalau oli mineral antara 90 - 120. Index viskositas sendiri bukanlah angka SAE seperti 0W-20, 10W-40, dll. Biasanya hanya tertera pada data sheet apabila konsumen meminta kepada produsen, tidak dicantumkan dalam kemasan,” pungkas Brahma.**