Ilustrasi umat muslim menunaikan shalat./pixabay.
RAGAM NUSANTARA - Bulan Rajab merupakan bulan yang disebut sebagai bulan Allah SWT.
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada bulan ini, salah satunya adalah Isra Miraj.
Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Dalam Isra, Nabi Muhammad diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan Mi'raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha, yaitu tempat tertinggi (langit ke tujuh).
Baca Juga: Simak 8 Nama Surga yang Disebut di Dalam Al Quran Beserta Tipe Penghuninya
Dilansir dari Oase.id, pada peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menjemput perintah shalat dari Allah Swt, Nabi Musa bertanya tentang jumlah waktu shalat yang diwajibkan. Lalu beliau menjawab bahwa Allah memerintahkan salat 50 kali sehari semalam.
Mendengar jawaban Nabi Muhammad SAW, Nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali lagi kepada Allah Swt untuk meminta keringanan. Karena menurutnya umat Nabi Muhammad SAW juga tidak akan sanggup melaksanakan 50 kali sehari semalam seperti Bani Israil.
Setelah Rasulullah kembali dan bertemu lagi dengan Nabi Musa, pertanyaan yang sama muncul. Kali ini Rasulullah membawa perintah shalat 10 kali. Mendengar itu Nabi Musa memerintahkan Rasulullah untuk kembali lagi meminta keringanan kepada Allah Swt. Pada akhirnya Rasulullah membawa perintah shalat 5 waktu sehari semalam.
Baca Juga: Mudahkan dan Dekatkan Layanan Jemaah, Kemenag Rilis WA Center Haji 1443 H
Meskipun Nabi Musa masih memerintahkan Rasulullah untuk kembali meminta keringanan, tetapi Rasulullah menolaknya karena rasa malu terhadap Allah. Seperti sabda Rasulullah:
"Aku sudah berulang kali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepada-Nya sampai aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi." (HR Bukhari dan Muslim)
Dan perintah shalat 5 waktu pada saat Rasulullah melakukan Isra Mi'raj tertulis dalam salah satu hadis HR. Bukhari yang artinya:
"Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, 'Kembalilah menemui Rabbmu'. Kujawab, 'Aku malu pada Rabbku'." (HR Bukhari).
Dari dua dalil di atas telah terlihat bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat mempertimbangkan sekali jika ingin memerintahkan sesuatu kepada umat-Nya. Hal ini demi tidak memberatkan dan mudah dalam melaksanakannya.**