Ilustrasi masyarakat di negara Sri Lanka yang dinyatakan bangkrut./pixabay.
RAGAM NUSANTARA - Salah satu negara di kawasan Asia Selatan dinyatakan bangkrut.
Negara tersebut adalah Sri Lanka yang dianggap pemerintahnya gagal menghentikan krisis ekonomi.
Sri Lanka gagal bayar utang luar negeri (ULN) yang mencapai sekitar Rp 754 triliun.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing mengungkapkan, warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Sri Lanka bakal dievakuasi bukan pilihan, walaupun kondisi terkini dirasakan sulit.
Baca Juga: Meme Stupa Diedit Mirip Jokowi Beredar di Sosmed, Bareskrim Polri Periksa Saksi Ahli
Menurutnya, WNI di Sri Lanka menyetujui evakuasi bukan pilihan utama. Walaupun krisis ekonomi di Sri Langka menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan.
Kesulitan itu antara lain, kelangkaan BBM, gas, pemadaman listrik dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok,
Dubes Dewi menerangkan tujuan melaksanakan dialog untuk menyerap aspirasi masyarakat Indonesia dalam menyikapi krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka.
"Kami ingin mengetahui dampak langsung yang dirasakan WNI setelah adanya pengumuman kebangkrutan ekonomi Sri Lanka," tuturnya dikutip dri pmjnews.
Baca Juga: Bapenda Jabar Gelar Lagi Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Cara, Syarat, Mekanisme Bayar PKB dan Balik Nama
Dubes Dewi memprediksi masa-masa sulit akibat bangkrutnya ekonomi Sri Lanka bakal berlangsung empat hingga lima bulan mendatang sampai cairnya bantuan dari dana moneter internasional (IMF).
Berkenaan hal itu, dia meminta WNI menyiapkan cadangan pangan di rumah meskipun di kota-kota tertentu sudah terdapat pembatasan pembelian beras sebanyak 5 kilogram per orang.
"KBRI telah menyiapkan sembako bagi WNI yang sangat membutuhkan," tandasnya.**