Tempat wisata Gramping, Pangalengan, Kab. Bandung. (Daddy Mulyanto/TERASBANDUNG.COM)
TERASBANDUNG.COM - Pengelola tempat dan wisatawan di Kontak Bandung mendapat imbauan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat masa liburan sekolah.
Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Covid-19. Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan puncak kasus Covid-19 di Tanah Air yang dipicu penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi mulai pekan depan.
Jokowi lantas meminta jajarannya untuk menggaungkan kembali pentingnya protokol kesehatan. Kepala negara tidak ingin lagi kasus Covid-19 menjadi penganggu bagi laju perekonomian yang kini berangsur pulih.
"Liburan sekolah ini selalu menjadi momentum. Kita sudah berkoordinasi dengan tempat wisata untuk melaksanakan SOP (Standard Operating Procedure) dalam melaksanakan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala Bidang Pembinaan Jasa Usaha dan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Edward Edo dikutip dari laman resmi Humas Kota Bandung.
Edo mengatakan, agar para pengelola tempat wisata untuk memperhatikan Perwal yang berlaku saat ini di Kota Bandung pada PPKM Level 1.
"Mereka menjalankan segala sesuatu sesuai Perwal yang berlaku. Nanti pada saatnya, kita juga akan monitoring tempat wisata," katanya.
Sesuai Perwal Kota Bandung Nomor 80 Tahun 2022, terkait PPKM Level 1, terdapat beberapa aturan seperti kegiatan area publik, taman umum, Museum dan galeri seni.
Tempat tersebut dapat beroperasi, buka pada pukul 10.00 - 21.00 WIB dan pengunjung maksimal 75 persen dari kapasitas.
Edo menerangkan, sesuai tempat wisata ada di peresl ruang terbuka atau tematik terdapat 6 tempat. Di antaranya, Saung Angklung Udjo, Trans Studio Bandung, Karang Setra, Kiara Artha Park dan Taman Lalu Lintas.
"Kalau yang ada di Perwal itu, ruang terbuka atau tematik ada 6, dan 9 museum, " ujarnya.
Tak hanya kepada tempat wisata, Edo juga mengimbau wisatawan untuk memilih alternatif tempat wisata lain jika tempat tujuan wisata penuh.
"Kepada pengelola mohon untuk melaksanakan protokol kesehatan menjalankan sesuai aturan yang berlaku. Kalau level 1, maka ikuti," katanya.
"Kepada para wisata, kalau tujuan wisatanya penuh, cari alternatif lain. Sehingga tidak menumpuk pada satu tempat atau titik tujuan wisata. Karena meminimalisir terjadi kerumuman," bebernya.