TERASBANDUNG.COM - Mau wisata ke kebun anggur, ada rekomendasi Samba Garden di Desa Cipadung, Kota Bandung yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Bayu Anggara adalah pemilik Samba Garden. Ia menceritakan awal mula usahanya dirintis ketika wabah Covid-19 meluas di Indonesia.

Bayu menjadi salah satu pemuda yang terkena dampak dari pandemi Covid. Semakin meluasnya penularan Covid membuatnya harus dirumahkan sela beberapa bulan oleh perusahaannya.

Namun dengan kreativitas dan keinginan yang tinggi, Bayu akhirnya bisa melewati pandemi dengan menghasilkan 30 jenis pohon anggur di pekarangan rumahnya.

Tak hanya anggur berwarna ungu, anggur berwarna hijau dan hitam, juga tampak cantik bergelantungan dan menghiasi karang rumahnya.

Tak hanya di karangan rumahnya, menengok ke samping rumahnya, ratusan hingga ribuan bibit menghiasi sudut lahan yang kerap disebut Samba Garden tersebut.

Selain itu kesuksesan Bayu dalam membudidaya anggur juga membuat warga sekitar merasa senang, terbukti kebunnya selalu ramai didatangi pengunjung.

"Awalnya kerja terus pandemi kan, saya kerja di tempat pembikinan alat laboratorium. Kan selalu butuh oksigen, oksigen itu dipakai orang-orang yang sakit Covid, oksigen itu kan gak ada, otomatis saya dirumahkan, di waktu saya dirumahkan, saya belajar budidaya anggur ini. Dampak Covid ya positif," ujar Bayu kepada REPUBLIKBOBOTOH.COM pada Minggu, 23 Januari 2022 di kediamannya, Jalan Desa Cipadung.

Sebenarnya langkah Bayu dalam membudidayakan tanaman anggur tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Ia mengaku sempat mengalami banyak kegagalan karena mayoritas tanaman anggur yang dibudidayanya merupakan tanaman anggur import.

Dengan tanaman import, membuatnya perlu memutar otak agar bibit anggur yang ia miliki tidak membusuk dan mati. Sehingga ia terus melakukan inovasi dalam menerapkan media tanam agar serupa dengan media tanam di tempat asalnya.

"Kegagalan mah kan anggur impor ini, jadi media tanam. Media tanam sebisa mungkin mirip dengan negara aslinya. Kan di negara asli anggur itu tanahnya berpasir, berporos, tidak menyimpan air terlalu lama, sedangkan di sini tanahnya benyek, airnya banyak, jadi kalau menyimpan air terlalu banyak akan busuk. Jadi saya bikin menggunakan sekam akar jadi air mengalir," tambah lulusan SMAN 26 Kota Bandung itu.

Dari kegagalan itu, pria yang kerap mengikuti kontes kicau burung tersebut juga menjelaskan bahwa tanaman anggurnya kini sudah diakui oleh banyak pihak.

Tak hanya di level desa dan kecamatan, ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusmawan dan salah satu rumah sakit di Bandung juga sudah mengakuinya.

Dalam kunjungannya beberapa hari ke belakang, Bayu menjelasakan bahwa Teddy sempat mencicipi hasil dari mini kebunnya tersebut. Selain itu Rumah Sakit Sartika Asih juga sempat memesan bibit anggur dalam jumlah banyak.

"Keberhasilan ya kemarin sih di Sartika Asih, itukan lumayan, kemarin juga ditemuin dengan Ketua DPRD, Bapak Teddi Rusmawan, kunjungan, Alhamdulillah diakui oleh wilayh setempat mulai RT RW Kecamatan, Kelurahan, ketua DPRD, Sartika Asih ya alhamdulillah sudah diakui," ujar pemilik burung jenis love bird bernama Dugem tersebut.

Berita selengkapnya klik di sini