Ilustrasi pasangan. (Pixabay)
TERASBANDUNG.COM - Masalah keuangan tentu menjadi hal krusial bagi banyak pasangan. Memutuskan untuk hidup berpasangan tentu membutuhkan penyesuaian dalam berbagai hal.
Aspek keuangan menjadi salah satu yang amat perlu untuk dipikirkan dan kemudian diusahakan. Bisa nggak, ya keluarga muda mandiri secara finansial sejak awal berkeluarga?
Tak hanya soal jumlah pendapatan yang boleh jadi akan membutuhkan lebih banyak pemasukan setelah memutuskan untuk berkeluarga.
Namun, tata kelola dan pentingnya menabung juga harus dipertimbangkan dengan cermat.
Baca Juga : Apakah Mempercayai Ramalan Cuaca Termasuk Syirik, Ini Dia Jawabannya
Maka dari itu, yuk, simak 6 biaya yang harus dipersiapkan dan bagaimana cara mengatur keuangan untuk keluarga muda!
1. Biaya Tempat Tinggal
Tempat tinggal menjadi concern utama bagi setiap pasangan yang baru menikah. Tinggal di rumah orang tua atau ngekost untuk sementara waktu menjadi opsi yang umum dilakukan sebelum membeli hunian.
Jika ingin membeli hunian, kamu harus berhemat dan mengumpulkan dana sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan finansial. Setelah dana terkumpul, kamu bisa membayar DP (down payment) dan menentukan tenor KPR.
Tenor KPR sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tenor pendek (dibawah 10 tahun) dan tenor panjang (15-20 tahun).
2. Biaya Kebutuhan Sehari-hari
Biaya kebutuhan sehari-hari seperti air, listrik, gas, transportasi, belanja bulanan, kebutuhan makan, dan berbagai penunjang hidup lainnya juga tidak boleh luput dari perencanaan keuangan.
Dengan membuat skema keuangan, kamu bisa mengatur keuangan untuk memenuhi keperluan lainnya.
3. Dana Pendidikan
Seperti yang kita tahu, pendidikan membutuhkan biaya yang sangat besar. Dilansir dari CNBC Indonesia (4/2/20), BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa kenaikan rata-rata uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15% per tahun.
Mempersiapkan dana pendidikan sebelum sang anak lahir atau setelah baru menikah bisa menjadi solusi.
Selain itu, mempersiapkan dana pendidikan dapat melalui berbagai cara, seperti tabungan, deposito, atau berinvestasi.
4. Dana Darurat
Dana darurat merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menghadapi berbagai kondisi tak terduga di masa yang akan datang.
Sesuai dengan artinya, dana darurat hanya dipakai pada situasi darurat yang tidak bisa diatasi dengan skema keuangan normal.
Situasi yang menggunakan dana darurat antara lain adalah perbaikan rumah sehabis musibah (kebakaran, banjir, dan lain-lain), perbaikan kendaraan sehabis kecelakaan, biaya hidup saat PHK, dan sebagainya.
Besaran dana darurat tergantung kepada situasi keluarga, contohnya seperti pasangan yang menikah namun belum memiliki anak, maka harus menyiapkan dana darurat kurang lebih 9 kali pengeluaran bulanan.
Lain halnya dengan pasangan yang sudah memiliki anak, di mana harus menyiapkan dana darurat sebesar 12 kali jumlah pengeluaran bulanan.
Baca Juga : Gagal Ginjal Akut, Kemenkes Bagikan Tips Sederhana Memilih Obat dengan Benar dan Aman
5. Asuransi
Setelah berbagai pengeluaran di atas, jangan lupa lindungi diri kamu dan keluarga dengan asuransi, ya!
Ada beberapa jenis asuransi yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi perlindungan penyakit kritis, dan lain-lain.
Oh, iya, kamu juga bisa memilih asuransi yang berbasis syariah, lho!
6. Biaya Entertainment
Staycation, makan enak di restoran, dan melakukan hobi adalah beberapa entertainment yang bisa kamu lakukan agar pikiran menjadi fresh setelah melalui minggu yang hectic.
Biaya untuk bersenang-senang ini juga harus direncanakan, lho! Kamu bisa mulai memikirkannya dari segi intensitas dalam satu bulan dan alokasi dana yang dikeluarkan.
Dengan begitu, hati senang tapi dompet tetap aman!
Cara Mengatur Keuangan yang Tepat
Setelah mengetahui 6 jenis biaya yang harus disiapkan dalam keuangan keluarga, berikut 3 cara mengatur keuangan yang tepat bersama pasangan:
1. Buat List Pemasukan dan Pengeluaran
Pertama adalah kamu harus mengidentifikasi setiap jenis pemasukan yang diperoleh, misalnya gaji perbulan, bonus, atau THR.
Setelah itu, susun biaya pengeluaran rutin maupun biaya pengeluaran di waktu mendatang, seperti biaya kebutuhan sehari-hari, tabungan, dana pendidikan anak, dana darurat, asuransi, liburan dan lain-lain.
2. Lihat Potensi Kenaikan Biaya
Setiap tahunnya beberapa aspek mengalami kenaikan biaya, seperti biaya bahan bakar untuk transportasi, kebutuhan pokok, biaya hunian, hingga dana pendidikan anak.
Dengan melihat potensi kenaikan biaya, kamu bisa memprediksi besaran dana yang harus dikeluarkan
3. Dokumentasikan dengan Baik
Mendokumentasikan setiap pemasukan dan pengeluaran dengan baik dapat membantu kamu memantau apakah strategi keuangan berjalan sesuai rencana atau tidak.
Selain itu, kamu bisa menggunakan dokumentasi tersebut untuk strategi finansial di tahun berikutnya.***