TERASBANDUNG.COM - Bullying atau perundungan adalah peristiwa yang cukup sering ditemukan, terlebih di lingkungan sekolah.

Tindak perilaku perundungan di sekolah tentunya perlu menjadi perhatian khusus oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi kasus perundungan.

Bullying atau perundungan bukanlah hal yang sepele atau wajar. Perilaku ini berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik anak.

Baca Juga : Federal Oil Serahkan Beragam Hadiah di Program Nyaman Berhadiah 2024

Bullying anak tidak sekedar kekerasan fisik saja. Bentuknya beragam bisa secara verbal (seperti ejekan, ancaman) social, sexual, maupun cyber. Di era internet, cyber bullying sering terjadi melalui media sosial.

Kasus bullying di Indonesia sudah sering sekali terdengar. Bahkan ada juga yang berakhir dengan kematian. Karena itu, Bullying harus dihentikan sekarang juga!

Bagi para orangtua, Anda dapat melakukan tindakan-tindakan di bawah ini sebagai upaya preventif dan kuratif mengatasi bullying, seperti disadur dari laman Hermina:

1. Bekali Anak dengan Pemahaman Bullying

Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perundungan adalah memberi pengetahuan kepada anak tentang pengertian bullying.

Apa saja yang termasuk perilaku bullying, jenis-jenisnya dan cara menghindarinya agar mereka tidak menjadi korban atau pelaku.

Termasuk langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan jika melihat terjadinya peristiwa bullying di sekitarnya.

2. Ajarkan Anak Berani Melawan Perundungan

Melawan bukan berarti membalas dengan tindakan kekerasan atau verbal. Melawan bullying anak bisa dengan mengacuhkan atau meninggalkan pelaku perundungan.

Jika tidak terpaksa, lebih baik hindari perkelahian dan mencari pertolongan. Bukan mengajarkan menjadi pengecut, tetapi tindakan ini merupakan pilihan yang aman untuk mencegah luka-luka kekerasan yang mungkin saja ditimbulkan akibat perkelahian.

Bila perlu, bekali anak dengan ilmu bela diri. Bukan untuk pamer tapi menjadi pertahanan diri ketika keadaan terdesak. Selain itu, ajarkan anak untuk berani melaporkan tindakan bullying ketika mereka menjadi korban atau saksi.

3. Bangun Kepercayaan Diri Anak

Anak yang terlihat lemah, minder dan kurang percaya diri sering menjadi target perundungan teman-temannya. Oleh karena itu penting sekali orang tua mengajarkan kepercayaan diri kepada anak.

Misalnya mengajarkan kontak mata saat berhadapan dengan orang lain, berjalan tegak tidak menunduk atau pun terlihat pongah, berbicara dengan nada tegas dan jelas.

Baca Juga : Masyarakat Tionghoa Diajak Memilah Sampah dan Peduli Kawasan Bandung Utara

4. Peka Pada Perasaan Anak dan Beri Dukungan

Jika anak Anda terlanjur menjadi korban bullying hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah mengajak berbicara. Tunjukkan kepedulian dan kepekaan Anda melalui kata-kata dan tindakan. Beri dukungan penuh dan tulus agar anak merasa terlindungi.

Untuk mengetahui perawatan apa yang dibutuhkan korban bullying anak, penting untuk segera memeriksakan kondisi fisik dan psikologisnya kepada ahli.

Peristiwa perundungan bisa menimbulkan trauma, oleh karena itu jangan biarkan anak sendirian. Ajak anak melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi kesedihan dan ketakutannya.

5. Penuhi Kebutuhan Kasih Sayang dan Psikologis Anak

Anak yang kurang mendapatkan perhatian atau limpahan kasih sayang dari orang tuanya cenderung berulah untuk memperoleh pengakuan.

Apalagi jika mereka sering mendapatkan perlakuan kasar atau diberi label negatif akan berpotensi menjadi pelaku bullying.

Oleh karena itu, jadilah orang tua yang bisa menjadi panutan dan ciptakanlah lingkungan yang penuh kasih sayang di rumah.

Didik anak agar memiliki empati dan kasih sayang terhadap orang lain. Dengan begitu, mereka tidak akan berperilaku tidak baik atau jahat terhadap temannya.

6. Bantu Pelaku Perundungan untuk Menyadari Kesalahan dan Menghentikan Perilaku Buruknya

Jika anak Anda menjadi pelaku jangan hanya memarahinya, tetaplah terima dia sebagai anak yang harus dilindungi.

Bisa jadi anak tidak menyangka bahwa konsekuensi perilakunya bisa sedemikian serius. Bagi pelaku hal ini juga dapat menimbulkan goncangan batin.

Dampingi anak menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Bantu anak agar memiliki pemahaman baru dan tidak mengulangi lagi perilakunya yang buruk.

Tanamkan pendidikan moral dan agama berbasis, supaya anak tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter positif.

Baca Juga : Rampung Akhir 2024, Ini Daftar Proyek IPT di 29 Ruas Jalan Kota Bandung

7. Saling Bersinergi Membangun Komunitas Anti Bullying

Stop bullying efektif jika melibatkan banyak pihak dan saling bersinergi. Mendirikan komunitas anti bullying adalah salah satu cara yang bisa dilakukan di lingkungan rumah atau sekolah untuk mengatasi perundungan.

Pihak-pihak yang turut dilibatkan dalam komunitas antara lain: murid, guru, kepala sekolah, para wali murid, staf-staf sekolah, supir antar-jemput murid, dokter di sekolah dan penjaga kantin.

Dengan banyaknya pihak yang bergabung dalam komunitas dan saling membantu, upaya memerangi perundungan bisa tercapai.

Melalui komunitas, bisa meningkatkan kesadaran tentang bullying anak di antara para orangtua. Jika ada salah satu anak yang menjadi korban perundungan, para orang tua dan guru segera melakukan investigasi untuk mencegah terjadinya bullying lagi dan memikirkan bagaimana solusinya.

Para guru dan murid juga bisa berkolaborasi mengadakan kampanye anti bullying. Misalnya, dengan membuat poster stop bullying.

Poster dan gambar ini bisa ditempelkan di dinding sekolah atau kelas sebagai pengingat untuk anak-anak agar tidak melakukan tindak perundungan.

Stop bullying anak sekarang juga dengan cara-cara di atas. Orangtua, anak-anak, dan pihak sekolah harus saling bersinergi untuk mencegah dan menghentikan perundungan agar tidak semakin meresahkan.***