Bahasa Sunda Mendunia Lewat Film Before, Now & Then, Ridwan Kamil Bangga!

Bahasa Sunda Mendunia Lewat Film Before, Now & Then, Ridwan Kamil Bangga! Salah satu adegan di film Before, Now & Then/@happysalma

RAGAM NUSANTARA - Film berbahasa Sunda Before, Now & Then (Nana) terpilih untuk tayang di Festival Film Berlin.

Film Before, Now & Then (Nana) merupakan film karya sutradara Kamila Andini dan diproduseri oleh Ifa Isfansyah bersama Gita Fara terseleksi untuk tayang perdana di Program Kompetisi Utama 72nd Berlin International Film Festival.

Tak ayal Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil merasa bangga karena film berbahasa Sunda Before, Now & Then (Nana) tampil di dunia internasional, Festival Film Berlin.

"Ini ada peristiwa bersejarah. Ada film Indonesia finalis festival film Berlin dan pertama kali berbahasa daerah yaitu berbahasa Sunda," kata Ridwan Kamil dikutip dari Antara.

Menurut pria yang akrab disapa kang Emil ini, pengakuan dunia terhadap karya anak bangsa patut diapresiasi mengingat saat ini isu kebhinekaan sedang menjadi sorotan.

"Apalagi dengan isu bahasa kebhinekaan yang jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan menunjukan jangan malu berbahasa daerah, lestarikan bahasa daerah dengan cara baru melalui medium film, konten dan sebagainya," ujarnya.

Kang Emil mengatakan bahwa dengan kreativitas terbukti dunia menghargai dan jika dunia menghargai kenapa bangsa sendiri kurang menghargai.

"Jadi ini poinnya kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui masuknya film Nana di Berlin Internasional Film Festival," lanjut Ridwan Kamil.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Benny Bachtiar menuturkan tradisi budaya bisa mendunia jika dikemas dengan konsep yang baik.

"Kita bisa membuktikan bahwa tradisi budaya itu bisa mendunia. Ini sejarah bagi masyarakat Sunda," kata Benny.

"Before, Now & Then" (Nana) diperankan oleh Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil dengan latar tahun 1960 mengangkat kisah hidup Raden Nana Sunani yang di adaptasi dari penggalan novel "Jais Darga Namaku" karya Ahda Imran.**

Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto

Berita Terkini