perkebunan teh Rancabali, Kabupaten Bandung. (vilamurahciwidey.com)
TERASBANDUNG.COM - Sosial media kembali dihebohkan dengan dugaan aksi wanita memperlihatkan area sensitifnya di perkebunan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Viralnya video syur tersebut beredar di media sosial Twitter dan Facebook, video tersebut berisi seorang wanita berada di kebun teh Ciwidey di siang hari.
Sosok wanita berhijab di Ciwidey tersebut membuat heboh publik media sosial. Aksi tersebut diketahui, dilakukan pada siang hari di suatu perkebunan teh.
Dalam unggahan akun facebook @shinta di group Ciwidey Viral, video berdurasi 39 detik itu diawali dengan seorang wanita tengah berada di atas sebuah batu berukuran besar. Kemudian di belakangnya terdapat hamparan kebun teh dan kendaraan yang berlalu lalang.
Wanita tersebut melakukan aksinya pada siang hari. Bahkan terlihat lalu lintas jalanan di belakang wanita tersebut masih ramai.
Wanita tersebut tengah berada di atas batu dengan posisi jongkok, sambil melihat ke arah bawah. "Nih ini yg viral, Ciwidey viral," tulis akun tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan perkebunan disebut berada di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Adegan itu berada di perkebunan teh Rancabali, Kabupaten Bandung atau lebih dikenal dengan perkebunan teh Ciwidey. Meski berada di Rancabali, publik lebih mengenalnya dengan kawasan Ciwidey.
Saat ini, polisi telah memeriksa saksi terkait kasus tersebut. Saksi tersebut adalah penyebar video terakhir. "Sudah dua orang yang diperiksa," kata Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo, dilansir dari Detik.com.
Menurutnya para saksi tersebut berasal dari Cianjur. Namun kedua saksi masih berusia di bawah umur.
"Sementara yang bersangkutan domisili di luar Kabupaten Bandung, tepatnya di Cianjur. Anak di bawah umur (penyebar video)," katanya.
Saat ini polisi terus memburu para pembuat video tersebut. Sehingga bisa didapatkan informasi secara lengkap.
Dia mengaku belum bisa menjelaskan terkait motifnya. Sebab polisi masih memburu pelaku pembuat video tersebut.***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto
