Ilustrasi, pembagian daging kurban. (net)
TERASBANDUNG.COM - Jelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Minggu 10 Juli 2022, Kepala Bidang Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Ermariah mengimbau agar pengemasan daging kurban tidak dikemas menggunakan besek.
Hal itu dilakukan masih mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga daging kurban disarankan tidak dikemas menggunakan besek.
"Yang bagus itu pakai plastik dan plastiknya yang organik. Minimal plastik bening bukan daur ulang," kata Ermariah di Balai Kota, seperti dikutip dari laman resmi Humas Pemkot Bandung, Rabu 6 Juli 2022.
Apabila menggunakan daun pisang atau besek, darah atau cairan daging berpeluang menetes di jalan saat perjalanan pulang. Cairan tersebut berpotensi mengandung virus dan menjangkit ternak lain.
"Kalau pakai besekan, saat sampai di rumah, dagingnya direbus, besekan atau daunnya dibuang ke tempat sampah. Dari sana nantinya daun dibuang ke penampungan sampah, ada peluang kambing yang ada di sana makan daun tersebut," ujarnya.
Selain itu, kata dia, besek yang terbuat dari bambu dapat menyerap bau, kotoran dan bakteri.
"Bambu juga sama. Itu akan sulit dibersihkan karena menempel," kata dia.
Menurut Ermariah, penggunaan kemasan daun dan besek perlu dihindari karena dikhawatirkan akan membentuk siklus penyebaran virus yang semakin meluas.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk menggunakan plastik bening sebagai kemasan daging kurban.
"Kalau dibungkus pakai plastik, plastiknya tinggal direndam air panas, nanti virusnya mati dan plastiknya boleh dibuang ke tempat sampah, jangan dibuang sembarangan," katanya.***