TERASBANDUNG.COM - Akibat harga kedelai yang makin melonjak, perajin tahu dan tempe di sentra industri tahu Cibuntu Kota Bandung akan melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari terhitung 29 hingga 31 Oktober 2022.

"Kita akan mogok produksi selama tiga hari. Ini respons dari semakin mahalnya harga kacang kedelai. Sudah tidak bisa ditoleransi, terus naik Rp14.000 lebih," ungkap Dindin salah seorang perajin tahu dan tempe di sentra industri Cibuntu Kota Bandung, Jumat 28 Oktober 2022.

Menurut dia, hari ini pihaknya masih memproduksi tahu dan tempe. Tetapi terhitung besok, tahu dan tempe sudah tidak ada di pasaran.

"Hari ini masih produksi, tapi untuk diedarkan hari ini. Besok secara keseluruhan sudah tidak ada barang. Beberapa waktu lalu, kita akan mogok produksi. Tetapi sebagian menolak," bebernya.

Dindin menambahkan, subsidi Rp1.000 dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak begitu terasa dampaknya oleh perajin. Sebab, kedelai yang diproduksi bukanlah kedelai yang mendapat bantuan subsidi.

Diberitakan sebelumnya, Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jawa Barat memutuskan menaikkan harga tahu tempe pada 20 Oktober 2022.

Kenaikan dilakukan karena dampak dari naiknya harga kedelai. Sementara aksi mogok produksi yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 17-19 Oktober 2022 dibatalkan.

Ketua Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jabar, M Zamaludin mengungkapkan, keputusan tersebut dilakukan untuk menutup kerugian dampak dari harga kedelai sebagai bahan baku mengalami kenaikan.

"Kita batal mogok produksi, solusinya kita menaikkan harga tahu tempe. Harga kenaikan juga beda-beda, mulai dari Rp500-1.000 per buah atau Rp5.000 per papan," ujar Zamaludin saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin, 17 Oktober 2022 lalu.

Lebih jauh dia membeberkan, pihaknya akan melihat kondisi harga kedelai yang terus naik hingga Januari 2023 mendatang.

Jika kenaikan tersebut terus terjadi maka Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jawa Barat siap lakukan aksi demo serta mogok produksi ke pemerintah pusat. ***