Kolase, 2 kampung mati yang ditinggalkan warga di Jawa Barat, Blok Tarikolot Majalengka dan Dusun Cimeong, Kuningan. (Youtube Channel/Aziz Nurahman/Wekajournal)
TERASBANDUNG.COM - Beberapa wakut lalu, sempat viral di media sosial sebuah desa atau kampung mati, setelah dijadikan sebagai konten oleh beberapa youtuber.
Mereka secara khusus mendatangi kampung mati dan melihat lagi kondisi bekas permukiman warga yang sudah ditinggalkan belasan tahun.
Ternyata desa mati itu berada di daerah Jawa Barat. Menurut keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ada 2 kampung atau desa mati yang ditinggalkan warga, dan salah satunya berada di Kabupaten Majalengka.
Warga kampung tersebut melakukan eksodus dari tempat tinggalnya itu dikarenakan daerah tersebut rawan bencana alam pergerakan tanah.
Pemerintah pun telah memasukan daerah tersebut dalam zona merah bencana. Sehingga terlarang untuk ditempati masyarakat, karena berbahaya.
"Desa ini tidak begitu saja ditinggalkan oleh penduduknya, tetapi karena daerah mereka terlanda bencana gerakan tanah. Sehingga mereka direlokasi ke tempat yang lebih aman," tulis keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Minggu 7 Mei 2023.
Berikut ini 2 kampung mati di Jawa Barat berdasarkan publikasi PVMBG:
1. Dusun Cimeong
Dusun Cimeong merupakan bagian dari Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Wilayah perkampungan ini, direkomendasikan dikosongkan pada Januari 2017.
Warga yang semula tinggal di Dusun Cimeong, dialihkan ke Blok Cisalak, Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru. Sebab, tempat tinggal mereka yang lama sangat tidak aman.
2. Blok Tarikolot dan Blok Curug
Blok Tarikolot dan Blok Curug berada di Desa Sidakmukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka yang sudah dikosongkan sejak tahun 2006.
Semula, masih banyak warga yang beraktivitas dan tidak bersedia untuk direlokasi dengan alasan jauh dari lahan pertanian dan perkebunan milik mereka.
Namun secara bertahap mereka akhirnya ikut pindah, karena pergerakan tanah yang terus terjadi setiap tahunnya.
Kampung Tarikolot dan Curug direkomendasikan dikosongkan sejak Februari 2010 dan lokasi pengganti berada di Blok Awilega.
Blok Tarikolot masuk ke dalam zona merah atau rawan bencana. Hasil penelitian Badan Geologi dari Kementerian ESDM pernah melakukan kajian dan penelitian.
Dari penelitian Badan Geologi pergerakan tanah itu terjadi setiap 20 tahun sekali dan setiap menitnya pun bergerak.
Terutama saat musim hujan tidak ada air mengalir atau keluar muncul dari tanah. Itu pertanda bakal terjadi bencana kembali.
Meski demikian, Kampung mati tersebut secara resmi memang sudah tidak berpenghuni sejak tahun 2006, karena musibah pergerakan tanah.
Total di Blok Tarikolot terdapat 180 unit rumah yang rusak karena pergerakan tanah. Kejadian ini berdampak kepada 253 kepala keluarga.
Pasca kejadian itu, sebagian masyarakat direlokasi ke Blok Buahlega sekitar tahun 2009. Meski banyak rumah rusak. Namun tidak ada korban jiwa dalam serangkaian musibah tersebut.***