Seorang pekerja tampak membungkus boneka pesanan ke luar Jawa.
TERASBANDUNG.COM - Kampung Boneka di Sayati Hilir, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, kini mulai menggeliat. Aktivitas pekerja di sejumlah toko mulai terlihat.
Salah satunya Toko Perajin Boneka dan Tas Annisa Toy's. Di sana, dua pekerja tampak sibuk membungkus boneka pesanan yang akan didistribusikan ke luar Jawa.
Ada lebih dari tiga bungkus besar boneka siap kirim. Satu unit mobil bak terbuka juga tampak terparkir di halaman toko, siap mengantar pesanan.
"Sebetulnya saat ini omzet lagi di bawah. Tapi Alhamdulillah, bulan ini mulai menggeliat lagi," kata Rony (55), generasi kedua perajin boneka di Kampung Boneka.
Rony menduga, penurunan omzet lebih disebabkan karena pengaruh anak-anak sekolah. Jadi, kata dia, kebanyakan orang memikirkan anak-anak sekolah ketimbang belanja.
Menurut Rony, biasanya pesanan tinggi jika ada karakter boneka baru. Namun, tambahnya, kadang-kadang juga tertolong dengan pesanan maskot event.
"Di sini kan bukan hanya bikin boneka karakter, banyak juga yang bikin maskot-maskot event. Jadi Alhamdulillah ketolongnya sama itu. Konvensional umum menurun, event masuk," ujar Rony.
Hanya saja, lanjut Rony, event-event tersebut masih bersifat lokal. Sebut saja Hari Bhayangkara, Porprov, dan Jambore Pramuka.
Baca Juga : Ikuti 3 Langkah Ini, Kulit Wajah Bisa Awet Muda
"Dulu sempat ada pesanan maskot Piala Dunia, tapi bukan dari panitia. Kalau dari panitia sifatnya harus pabrik. Kalau kita basisnya home industry," ujar Rony.
Rony lantas menceritakan kondisi Kampung Boneka saat pandemi Covid-19 melanda. Menurut dia, pada awal-awal masa pandemi, aktivitas pekerja masih normal. Namun pada pertengahan mulai terjadi penurunan.
"Tapi Alhamdulillah ada pesanan masker karena menggunakan mesin jahit. Awal-awal Covid kan belum ada aturan masker dari kesehatan, jadi kita bikin dari katun. Hampir semua perajin bikin, termasuk APD," kata Rony.
Lebih lanjut Rony mengatakan, Toko Annisa melayani pesanan ke seluruh Indonesia. Pengiriman paling banyak, lanjut dia, ke Pulau Sumatra.
"Omzet rata-rata satu pelanggan mencapai Rp100 juta satu kali. Dalam sebulan rata-rata dua kali," ujar Rony.
Rony berharap, perekonomian di Indonesia bisa segera stabil. Soalnya, lanjut Rony, kenaikan harga kebutuhan pokok berimbas pada penurunan tingkat belanja masyarakat.
"Otomatis kita yang tersisihkan. Orang berpikir untuk membeli kebutuhan pokok daripada beli boneka, karena sifatnya mainan," tutup Rony.***