TERASBANDUNG.COM - Di Taman RW 09 Nilem, Kecamatan Lengkong, suasana siang itu riuh dengan tawa, obrolan, dan aroma kuliner yang menggoda.

Lapak-lapak UMKM berjajar, menawarkan segala macam produk—dari pangan segar, jajanan khas, hingga kebutuhan sehari-hari dengan harga miring.

Inilah wajah Bazar Murah 2025, yang kini tak sekadar pasar dadakan, tapi juga ruang hidup bagi pelaku usaha kecil untuk unjuk gigi.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, ikut larut dalam keramaian. Tak hanya meninjau, ia juga sempat menjajal produk UMKM yang disodorkan warga.

Baca Juga : Lindungi Diri dan Keluarga, Pemkot Bandung Fokus Edukasi Gempa

“Soal rasa, UMKM Kota Bandung sudah tidak diragukan,” ujarnya sambil tersenyum. Erwin bahkan bercerita tentang tamu dari Jakarta yang rela datang hanya demi sepiring cireng Bandung.

“Harga cireng mungkin cuma Rp15 ribu, tapi ongkos mereka ke sini jauh lebih mahal. Itu artinya kuliner Bandung memang punya magnet.”

Namun bazar murah ini bukan semata soal kuliner atau belanja hemat. Di baliknya, ada misi besar: menjaga stabilitas harga, menekan inflasi, dan memberi rasa aman pada warga agar tak panik menghadapi gejolak ekonomi.

“Alhamdulillah, ini ikhtiar kita menjaga inflasi sekaligus menghadirkan manfaat nyata untuk masyarakat,” kata Erwin.

Baca Juga : Produk Pasar Kreatif Bandung Pikat Wisatawan Mancanegara

Lebih jauh, Pemkot Bandung menyiapkan program UMKM 130 Kecamatan sebagai wadah inkubasi bisnis. Tahun ini, program dimulai di tiga kecamatan dengan target menekan angka pengangguran dari 7,4 persen menjadi 6,4 persen.

Pelaku UMKM tak hanya diberi lapak, tapi juga pendampingan—mulai dari literasi keuangan, pemasaran digital, hingga akses permodalan.

Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, yang turut hadir, menilai frekuensi bazar murah yang ditingkatkan dari dua kali menjadi empat kali setahun adalah langkah tepat.

“Harga beras, telur, sampai daging di sini jelas lebih murah. Manfaatnya terasa langsung bagi warga,” ucapnya.

Baca Juga : Taiwan Genjot Wisatawan Asal Indonesia, Tawarkan Subsidi dan Paket Wisata Baru

Ia menambahkan, pemerintah harus serius membina UMKM lokal, karena banyak warga kini beralih ke sektor ini untuk bertahan hidup.

Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, menegaskan bahwa keberhasilan pasar murah adalah hasil kolaborasi.

Ritel modern, distributor, perangkat wilayah, hingga pelaku usaha bahu-membahu menyukseskannya. “Di Bandung tidak ada kompetisi, yang ada adalah kolaborasi. Pasar murah ini hadir bukan hanya untuk harga terjangkau, tapi juga ruang tumbuh bagi UMKM,” ujarnya. ***