Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Jawa Barat Matangkan dan Kembangkan Konsep Wisata Religi

Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Jawa Barat Matangkan dan Kembangkan Konsep Wisata Religi Ridwan Kamil saat berziarah ke makam Syekh Syaikhona Kholil, salah satu ulama pendiri NU di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. (Humas Pemprov Jabar)

RAGAM NUSANTARA - Konsep wisata religi terus dimatankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan ke depan diharapkan menjadi salah satu sektor andalan pendongkrak ekonomi kerakyatan.

Jawa Barat selama ini dinilai sebagai provinsi dengan potensi wisata religi yang cukup besar karena menjadi sisi historis dan karakter perekonomiannya yang kreatif, seperti fesyen dan kuliner.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan, saat ini Jabar tengah mematangkan pengembangan wisata religi yang lebih terkonsep.

Dikatakan Ridwan Kamil, wisata religi memiliki potensi ekonomi yang tinggi bila ditata dengan baik. "Kami pernah menghitung, wisata religi itu nilai ekonominya tinggi sekali," ujar Ridwan Kamil.

Adapun pengembangan wisata religi di Jabar bertujuan agar peziarah lebih nyaman dan pedagang kaki lima tertata. Dampaknya denyut ekonomi akan meningkat.

"Di Jabar sedang dikonsepkan wisata religi dengan penataan serius, sehingga peziarah nyaman, PKL tertata, dan semua dapat barokahnya," tutur Ridwan Kamil.

Ia mencontohkan sejumlah destinasi wisata religi di Jabar yang saat ini sering dikunjungi peziarah, di antaranya Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Situ Lengkong Panjalu, dan Pamijahan di Tasikmalaya.

Menurut Ridwan Kamil, dari wisata religi sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan tumbuh usaha kuliner dan cendera mata.

"Seperti saya tadi beli sate Madura dan oleh-oleh, kalikan saja ribuan orang yang datang, UMKM akan meningkat apalagi penataannya lebih baik," katanya.

Usai berziarah ke Makam Syekh Syaikhona Kholil di Bangkalan, Kang Emil sempat membeli sate Madura ditemani Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron di area ziarah. Menurutnya, sate Madura di tempat aslinya rasa lebih enak dengan kontur yang lebih gemuk.

"Sate Madura di sini lebih gemuk dan rasanya lebih enak. Kalau di Jabar agak tipis satenya, tapi umumnya kecap dan bumbunya sama, lontongnya juga sama," ujarnya.

Adapun kunjungan ke wisata religi biasanya sering ramai di bulan Maulud. Kang Emil mengatakan, warga Jabar yang berziarah ke Makam Syekh Syaikhona Kholil di bulan Maulud bisa mencapai 10 bus.

"Bulan Maulud, bulan yang paling banyak warga Jabar datang ke sini, ada 5 sampai 10 bus," ungkapnya.***

Penulis: Muhammad Taufik | Editor: Muhammad Taufik

Berita Terkini