TERASBANDUNG.COM - Ada banyak pilihan bahan bakar yang bisa dipilih saat mengisi bahan bakar kendaraan, seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, dan lainnya.
Saat jenis bahan bakar yang biasa digunakan sudah habis di SPBU itu, dan kondisi tangki kendaraan sudah sangat kritis, atau antriannya terlalu panjang, biasanya orang-orang akan memilih menggunakan jenis BBM lainnya.
Misal, biasa menggunakan Pertalite, namun karena sedang dikejar waktu maka langsung diganti dengan Pertamax.
Nah, apakah ada dampak ada kendaraan jika melakukan gonta ganti jenis BBM?
Kalau hanya satu kali sebagai pengisi kekosongan, sepertinya tidak ada masalah. Sebab, semua jenis bahan bakar pada dasarnya memiliki unsur penyusun yang sama di atas rantai hidrokarbon.
Sehingga tidak masalah jika 1-2 jenis bahan bakar mengalami tercampur dalam satu tangki.
BACA JUGA: Dampak BBM Naik, Tarif Angkutan Umum di Kota Bandung Ikut Naik, Berikut Rincian Rutenya
Kalau ingin beralih ke bahan bakar lama, tinggal tunggu dulu bahan bakar pengganti habis, setelah itu baru isi dengan bahan bakar lama. Atau kalau mau ganti dengan bahan bakar baru pun boleh. Dengan catatan, harus konsisten!
Yang jadi masalah, banyak orang justru seenaknya gonta-ganti BBM. Hari ini pakai Pertamax, besoknya pakai Pertaltite.
Selain itu, ada juga yang suka mencampur Premium dengan Pertamax untuk mendapatkan bahan bakar setara dengan Pertalite.
Cara-cara inilah yang sangat berbahaya. Sebab, tiap mesin punya nilai kompresi yang berbeda, dan umumnya sudah disesuaikan dengan bahan bakar yang ada di pasaran.
Nah saat bahan bakar yang biasa digunakan ini diganti, otomatis mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya.
Peralihan yang sangat cepat inilah yang bisa mendatangkan dampak buruk bagi mesin, salah satunya masalah performa yang loyo, mesin mudah rusak dan bahkan sulit dihidupkan.
Hal yang sama pun berlaku jika sering gonta-ganti BBM dari merek satu ke merek lainnya, misalnya dari Pertamina ke Shell.
Sebab, tiap produsen punya konfigurasi yang berbeda, sehingga perbedaan inilah yang bisa membuat mesin kaget dan menimbulkan masalah di dalamnya.
Jadi intinya, kalau mau ganti, sebaiknya ganti sekalian dan konsisten dengan bahan bakar pengganti tersebut. Jangan dicampur-campur.***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto