Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Jabarprov.go.id)
TERASBANDUNG.COM - Bencana hidrometeorologi kembali menghantam sejumlah daerah di Jawa Barat dalam sepekan terakhir.
Gelombang rob, tanah longsor, hingga banjir yang merendam kawasan pertanian membuat pemerintah provinsi bekerja ekstra keras.
Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), merespons cepat melalui laporan terbuka yang ia sampaikan dalam sebuah video di akun media sosial resminya, @dedimulyadiofficial.
Dalam pemaparannya, KDM mengawali dengan kondisi Subang. Ia menegaskan bahwa rob yang melanda kawasan Mayangan kini telah surut. Fenomena tersebut, kata dia, biasanya muncul saat air laut berada pada posisi pasang.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Bupati Subang untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan,” ujarnya.
Insiden berat terjadi di Cisalak ketika tanah labil menyebabkan empat rumah terseret arus. Seluruh warga langsung dipindahkan ke lokasi aman.
Mengingat kondisi kawasan yang rawan longsor dan hutan yang sudah tak stabil, pemerintah memastikan hunian warga akan direlokasi berikut pembangunan ulang rumah yang rusak.
Di Bandung Barat, luapan sungai membuat lahan pertanian ikut terendam. Kerugian dialami para petani karena padi dan tanaman lainnya terancam gagal panen.
Pemprov Jabar menyatakan dukungan penuh untuk proses pemulihan lahan serta bantuan bagi warga terdampak.
Kabupaten Bandung Kebanjiran: Alih Fungsi Lahan Disorot
KDM secara tegas menghubungkan banjir di Kabupaten Bandung dengan perubahan fungsi lahan di kawasan Ciwidey dan Pangalengan. Menurutnya, kerusakan lingkungan muncul akibat penebangan pohon serta konversi kebun teh menjadi lahan sayuran.
“Saya ingatkan, ini dampak dari apa yang dilakukan saudara-saudara,” tegasnya.
Baca Juga : Bandung Selatan dari Langit: Banjir, Macet Berkilometer, dan Warga yang Tak Menyerah
Ia juga menyoroti perusakan hutan seluas 160 hektare yang baru terungkap dan meminta aparat segera bertindak. Selain itu, pendirian bangunan dan kawasan wisata yang mengurangi daerah resapan air dinilainya memperparah kondisi banjir.
Warga Masih Tinggal di Daerah Aliran Sungai
Gubernur menambahkan bahwa keberadaan permukiman di sepanjang DAS semakin meningkatkan risiko banjir besar ketika debit air naik. Relokasi dan penataan dinilai harus dilakukan secara terstruktur.
Fokus Utama Pemprov Pada 2026
Setelah menyelesaikan sejumlah penanganan di Karawang, Bekasi, dan Bogor, pemerintah provinsi akan mengalihkan fokus besar pada Bandung Raya serta kawasan hulu sungai pada tahun 2026. Program yang disiapkan meliputi:
- Normalisasi dan pengerukan sungai
- Revisi tata ruang di wilayah banjir
- Reboisasi di daerah pegunungan
- Pemulihan cekungan alami dan danau kecil yang berubah menjadi permukiman
Baca Juga : VinFast Fokus Ekspansi Nasional: Pabrik Baru, Dealer Bertambah, Ekosistem EV Makin Solid
KDM mengakui penataan tersebut berpotensi menimbulkan resistensi, terutama pada musim kemarau. Namun ia menekankan bahwa perubahan struktural harus dilakukan untuk penyelesaian banjir jangka panjang.
BPBD Jawa Barat Siaga Penuh
Upaya ini turut dibarengi kesiapsiagaan BPBD Jabar yang tengah menyiapkan bantuan logistik serta dukungan lapangan bagi masyarakat yang terdampak.
“Kami supporting seluruh kebutuhan masyarakat. Terima kasih,” tutup Gubernur.***
Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto