Pemkot Bandung Resmi Mulai Penurunan Kabel Udara dan Migrasi ke Jaringan Bawah Tanah di 104 Ruas Jalan

Pemkot Bandung Resmi Mulai Penurunan Kabel Udara dan Migrasi ke Jaringan Bawah Tanah di 104 Ruas Jalan Pemerintah Kota Bandung memulai penataan kabel udara melalui Kick Off Penurunan Kabel Fiber Optik. (Bandung.go.id)

TERASBANDUNG.COM - Bandung memulai migrasi besar-besaran jaringan kabel udara menuju infrastruktur bawah tanah untuk wujudkan kota yang lebih rapi dan modern

Upaya Kota Bandung untuk membebaskan ruang publik dari jaringan kabel yang semrawut kini memasuki fase penting.

Melalui acara Kick Off Penurunan Kabel Fiber Optik yang digelar di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung pada Senin, 8 Desember 2025, pemerintah kota menandai dimulainya penurunan kabel udara sekaligus pengalihannya ke sistem infrastruktur pasif telekomunikasi (IPT) bawah tanah atau ducting system.

Program strategis ini berjalan melalui skema kolaborasi Pemkot Bandung dan PT Bandung Infra Investama (BII), bersama para operator telekomunikasi, tanpa menggunakan anggaran APBD. Roadmap pembangunan IPT dijadwalkan berlangsung hingga 2027.

Baca Juga : Wali Kota Bandung Imbau Wisatawan Waspada Cuaca Ekstrem Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru

Pada akhir 2026 ditargetkan 65 ruas jalan sudah terkoneksi dengan jaringan bawah tanah, disusul 39 ruas lainnya pada 2027.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memberikan apresiasi kepada seluruh mitra yang berperan dalam proses penataan kabel udara ini.

Ia menegaskan bahwa masalah kabel yang tidak tertata selama bertahun-tahun telah menurunkan estetika kota dan menjadi keluhan publik.

“Tidak ada satu pun dari kita yang ingin Kota Bandung terlihat semrawut,” tutur Farhan di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung, Senin, 8 Desember 2025.

Farhan juga menekankan bahwa proyek IPT bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi transformasi tata ruang sekaligus pondasi penting menuju Bandung sebagai kota digital.

Baca Juga : Pemkot Bandung Pangkas Pohon di Supratman dan Riau untuk Mitigasi Bencana dan Optimalisasi PJU

Ia menegaskan pentingnya koordinasi antaroperator dan sistem pembiayaan yang tidak menambah beban masyarakat.

“Kita memiliki 2,6 juta warga yang membutuhkan layanan internet stabil. Ini peluang bisnis pada saat yang sama juga tanggung jawab,” ujarnya.

Wali Kota juga menetapkan tenggat 15 Desember 2025 untuk memastikan tahap awal penataan rampung sebelum masa libur Natal dan Tahun Baru.

Tahun sebelumnya, pekerjaan sempat ditunda karena menimbulkan kemacetan di momen liburan.

“Tahun lalu pekerjaan ini terpaksa dihentikan karena mengganggu mobilitas warga saat Nataru. Tahun ini kita siapkan lebih matang,” kata Farhan.

Pengerjaan tahap berikutnya dijadwalkan kembali pada 8 Januari 2026. Farhan meminta seluruh operator dan PT BII menjaga transparansi sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat jika terjadi gangguan teknis selama pekerjaan berlangsung.

"Kedua, transparansi dan rasionalisasi tarif, agar tidak terjadi lonjakan harga layanan internet yang berdampak pada inflasi daerah," jelasnya.

Direktur Utama PT BII, Asep Wawan Dharmawan, memaparkan bahwa sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 21 Juni 2024, pembangunan fasilitas IPT pada 15 ruas jalan prioritas sudah berhasil diselesaikan.

Baca Juga : Prakiraan Cuaca Bandung 8 Desember 2025: Hujan Lebat Sore Hari, BMKG Imbau Waspada Banjir dan Longsor

Ruas tersebut meliputi Jalan Sumatera, Lembong, Merdeka, Tamblong, Tera, Veteran, Asia Afrika, Aceh, Sunda, Bangka, Gandapura, Lombok, Gudang Utara, Gudang Selatan, dan Taman Pramuka.

“Sarana IPT yang sudah kami bangun meliputi jalur ducting utama dan akses, manhole, handhole, hingga optical distribution point. Selanjutnya 20–21 ruas berikutnya sedang dalam penyelesaian dan ditargetkan rampung Desember ini,” ujarnya.

Saat ini sudah ada 14 operator telekomunikasi yang menyatakan minat untuk menggunakan infrastruktur IPT Bandung, termasuk penyedia besar seperti Telkom Indonesia, Biznet, XL Smart, Fiberstar, dan LinkNet, serta operator menengah seperti Moratel dan Bali Tower.

Asep menjelaskan empat manfaat utama penataan kabel ini: keamanan bagi pengguna jalan, estetika kota yang lebih baik, efisiensi jaringan fiber optik, dan penghematan biaya investasi operator melalui skema berbagi fasilitas (sharing infrastructure).***

Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini