Bandung Siapkan Jurus Baru Pariwisata Hijau, Ini Strategi Wali Kota Farhan

Bandung Siapkan Jurus Baru Pariwisata Hijau, Ini Strategi Wali Kota Farhan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Bandung.go.id)

TERASBANDUNG.COM - Pemerintah Kota Bandung terus memantapkan langkah menuju pariwisata berkelanjutan dengan mengedepankan konsep green tourism.

Pendekatan ini dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing destinasi wisata di tengah tingginya mobilitas wisatawan.

Komitmen tersebut ditegaskan langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat menghadiri diskusi “Bandung Bersinar” di Pendopo Kota Bandung, Sabtu, 13 Desember 2025.

Farhan menyebut, pengembangan pariwisata hijau merupakan terobosan yang untuk pertama kalinya dikawal secara serius oleh Pemkot Bandung. Menurutnya, sektor pariwisata tidak lagi cukup hanya menawarkan pengalaman rekreasi, tetapi harus menghadirkan manfaat tambahan, termasuk perlindungan lingkungan.

Baca Juga : Cikuray Street Food Resmi Dibuka, Surga Kuliner Baru Bandung dengan Harga Bersahabat

“Green tourism menunjukkan, kegiatan berwisata harus diberi nilai tambah. Inilah esensi inovasi yang kami dorong di Kota Bandung,” ujar Farhan.

Sejak 2016, Bandung telah masuk dalam daftar 10 destinasi wisata unggulan nasional. Pemerintah pusat bahkan memberikan identitas turunan Wonderful Indonesia dengan nama Stunning Bandung. Namun, Farhan menilai potensi branding tersebut belum sepenuhnya tergarap maksimal.

“Yang perlu kita jawab adalah, apa yang membuat orang benar-benar terpana melihat Bandung? Banyak faktornya, mulai dari arsitektur, kuliner, komunitas, hingga event. Tapi salah satu tantangan utama destinasi wisata adalah mobilitas,” katanya.

Mobilitas dan Emisi Jadi Tantangan Wisata

Menurut Farhan, meningkatnya aktivitas wisata hampir selalu berdampak pada kemacetan lalu lintas. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengelola persoalan tersebut, namun keterlibatan masyarakat juga menjadi kunci untuk menekan emisi karbon.

“Kalaupun masih macet, emisinya harus minimum. Di sinilah peluang wisata berbasis zero emission,” tuturnya.

Baca Juga : Mi Viral di Cibadak Berujung Teguran, Fakta di Balik Bahan Nonhalal Terungkap

Ia menambahkan, sektor pariwisata menyumbang jejak karbon besar, mulai dari transportasi wisatawan hingga operasional hotel. Karena itu, pendekatan rendah emisi diyakini dapat meningkatkan nilai tambah pariwisata Bandung.

“Semakin kecil jejak karbonnya, semakin tinggi nilai tambah wisatanya,” ujarnya.

Dalam pengembangan ekonomi, Pemkot Bandung mengusung strategi TTI (Tourism, Trading, Investment). Pariwisata berperan sebagai pintu masuk yang memicu transaksi ekonomi dan mendorong investasi.

“Wisata itu to see, to do, to buy. Ketika orang berbelanja dan beraktivitas, maka trading terjadi. Dari situlah investasi masuk,” jelas Farhan.

Strategi tersebut membuahkan hasil. Pada semester pertama 2025, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai 5,43 persen, melampaui rata-rata nasional. Sementara pada triwulan ketiga, pertumbuhan tercatat 5,26 persen.

Pariwisata Inklusif untuk Semua Lapisan

Tingginya tingkat hunian hotel berbintang menunjukkan wisatawan yang datang memiliki daya beli tinggi. Namun, Farhan mengingatkan pentingnya mencegah ketimpangan ekonomi antarwilayah.

Berdasarkan kunjungan ke sekitar 50 RW, ditemukan adanya disparitas yang perlu dijembatani. Menurutnya, sektor pariwisata menjadi yang paling inklusif karena membuka peluang penghasilan bagi berbagai lapisan masyarakat.

Baca Juga : Surat Edaran Gubernur Tidak Boleh Menabrak Koridor Hukum

“Pariwisata memberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan penghasilan. Karena itu, berbagai jenis pariwisata terus kami kembangkan,” katanya.

Selain sport tourism, Pemkot Bandung juga mengembangkan education tourism dengan memanfaatkan keberadaan banyak perguruan tinggi. Kehadiran mahasiswa dari berbagai daerah memberikan dampak ekonomi berantai bagi sektor transportasi, perhotelan, hingga UMKM.

Program Bandung Bersinar menjadi bagian penting dari inovasi pariwisata, khususnya dalam mendukung mobilitas wisatawan yang ditargetkan mencapai 8,7 juta kunjungan pada 2025.

“Jika jutaan wisatawan ini menggunakan kendaraan bebas emisi, dampaknya akan sangat baik bagi lingkungan,” ujarnya.

Pemkot Bandung berkolaborasi dengan PLN untuk memperbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), yang umumnya ditempatkan di pusat perbelanjaan dan ruang publik strategis.

Angkot Listrik dan Minat Investor

Selain SPKLU, upaya pengurangan emisi dilakukan melalui pengembangan angkot listrik sebagai sarana transportasi sekaligus edukasi publik. Program ini melibatkan koperasi angkutan umum dan Dishub Jawa Barat agar angkot listrik dapat terintegrasi sebagai feeder BRT.

Baca Juga : Bandung Masuki Fase Rawan! Farhan Ungkap Ancaman Longsor hingga Krisis Sampah Awal 2026

“Angkot listrik itu nyaman pisan. Ini memberi sentuhan modern bagi Kota Bandung,” kata Farhan.

Dari sisi investasi, minat pelaku usaha kendaraan listrik juga terus meningkat. Salah satu merek bahkan berencana membuka showroom di kawasan Jalan Ir. H. Juanda.

“Potensi bisnis dan investasinya luar biasa,” ujarnya.***

Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini