Ilustrasi gembel mencari sampah sisa makanan. (pixabay)
TERASBANDUNG.COM - Sampah dari sisa makanan atau lebih dikenal denbgan istilah food waste bisa menimbulkan dampak negatif.
Bukan hanya masalah kebersihan lingkungan namun hal itu akan berpengaruh pada ketahanan pangan.
Mengantipasi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat melakukan inventarisasi data sampah sisa makanan di Cekungan Bandung.
Langkah tersebut diungkapkan Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtias dilansir dari laman resmi Pemda Jawa Barat.
Baca Juga: Banyak Semut di Rumah? Yuk, Simak Cara Mengusirnya
“Iya kami sedang melakukan inventarisasi sampah makanan,” ungkap Prima Mayaningtias.
Sementara ini wilayah yang sedang diinvetarisir mencakup Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Sumedang.
Inventarisasi dilakukan dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer diambil dari sektor domestik dan sektor non domestik.
Kegiatan inventarisasi ini bertujuan sebagai dasar pengambilan kebijakan pengelolaan sampah selanjutnya.
Baca Juga: 11 Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan Makan Mentimun Setiap Hari
Sementara itu tim leader Kajian Food Loss & Waste, Waste4Change, Annisa Ratna Putri, menyebutkan bahwa salah satu poin utama yang dapat diterapkan di masyarakat adalah adanya konsep mubazir.
Hal tersebut juga berdasarkan ajaran agama dalam mengajam umat untik tidak membuang – buang makanan.
“Bisa jadi salah satu cara mengajak masyarakat bahwa jangan sia-siakan makanan karena itu mubazir,” kata Annisa.
Ia mengatakan, pelaku bisnis juga harus bisa berperan secara krusial. Contohnya dengan membuat flayer kecil seruan dalam menghabiskan makanan atau fact sheet terkait dengan limbah makanan per hari serta jenis bekas makanan dari restoran atau hotel.
“Harapannya semakin banyak yang membagikan hal ini dan Anda tersadarkan bahwa isu ini penting dan sebaiknya makanan yang disajikan dihabiskan,” ujar Annisa.
Annisa juga mengatakan, masyarakat bisa membantu dalam memilah sampah. Tujuannya agar sampah makanan tidak sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Jadi pilah dulu sampah makanan, kemudian jika memungkinkan bisa diolah di rumah untuk biopori, komposer,” katanya.
Sementara Direktur Lingkungan Hidup, Kementrian PPN / Bappenas, Dr. Ir. Medrilzam, menuturkan hal kecil yang dapat dilakukan untuk mengurangi food loss dan food waste adalah memanfaatkan perkakas seperti kulkas secara baik.
Medrilzam menuturkan, limbah makanan dan hilangnya pangan juga terjadi pada bisnis di restoran, perhotelan, atau wedding organizer (WO). Untuk pencegahannya, ia merekomendasikan agar makanan yang bisa dikonsumsi diselamatkan terlebih dahulu.
“Itu jadi salah satu solusi, upayakan afirmatif dan aksi, kerja sama dengan food bank sehingga bisa mengurangi sisa makanan yang dibuang,” kata Medrilzam.**