Makanan dalam Kondisi Panas. (Freepik)
TERASBANDUNG.COM - Merujuk dalam Islam, ketika makanan masih dalam keadaan panas, maka sebaiknya menunggu makanan tersebut agar berkurang kadar panasnya hingga menjadi hangat.
Secara medis, ternyata ajaran tersebut akan menjauhkan kita dari berbagai penyakit seperti mulut terluka akibat kepanasan dan lain sebagainya.
Meniup makanan atau minuman panas memang efektif menurunkan suhunya tetapi bagi umat Muslim hal ini dilarang.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk menunggu makanan atau minuman hingga tidak panas dan melarang meniup atau menghembuskan nafas di depan makanan.
Baca Juga : Duh Ternyata Kata Ahli Kesehatan, Makan Setelah Mandi Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas
Diriwayatkan dalam hadits Ibnu Abbas yang menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dari Asma binti Abu Bakr, sesungguhnya jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya".
Dalam hadis lain disebutkan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang bernafas dalam sebuah wadah, atau meniup makanan dalam wadah tersebut. (H.R at-Tirmidzi).
Kalimat larangan dalam beberapa hadis tersebut bukanlah bermakna keharaman, melainkan hanya makruh, yaitu lebih baik dihindari.
Jika ada yang tetap makan atau minum dengan meniup makanan atau minumannya, maka makanan atau minuman itu tidak lantas jadi haram.
Ternyata meniup makanan dan minuman panas memiliki dampak buruk untuk kesehatan. Beberapa penelitian membuktikan kalau uap panas yang dihembuskan dari mulut mengundang bakteri dan reaksi kimia yang berdampak negatif untuk tubuh.
Sebuah penelitian menemukan bukti bahwa pada makanan yang ditiup terdapat jamur spesies Candida sp. dan Saccharomyces sp.
Selain itu, kandungan karbondioksida dari hembusan napas juga turut memperburuk kondisi makanan dan minuman panas.
Menurut reaksi kimia, apabila uap air dari panas makanan bereaksi dengan karbondioksida dari uap mulut maka akan membentuk senyawa asam karbonat yang bersifat asam.
Baca Juga : Duh Ternyata Kata Ahli Kesehatan, Makan Setelah Mandi Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas
Asam karbonat ini mengganggu pH dalam darah sehingga membuat tubuh mudah terpapar radikal bebas.
Selain dilihat dari sisi kesehatan, meniup makanan atau minuman panas juga erat kaitannya dengan adab dan akhlak seseorang.
Meniup makanan agar cepat dingin seolah menandakan bahwa orang tersebut adalah orang yang rakus dan tidak sabar.
Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk makan secara perlahan, makan secara bersama-sama serta mendoakan makanan dan orang yang menyajikan makanan agar memperoleh keberkahan.***