TERASBANDUNG.COM - Menjadi kebiasaan untuk pria ketika buang air kecil atau kencing dengan posisi berdiri, terlebih hal tersebut dengan didukung nya sarana umum seperti toilet di mall, rumah sakit, perkantoran atau di tempat umum lainnya.

Toilet umum yang disediakan untuk laki-laki umumnya menyediakan tempat kencing dengan posisi berdiri sedangkan untuk perempuan posisi jongkok atau duduk.

Namun tidak disadari posisi kencing jongkok ternyata lebih sehat, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Memang tidak berdampak langsung, namun untuk jangka waktu yang lama posisi kencing berdiri akan menimbulkan efek pada kesehatan.

Baca Juga : 8 Tips Menghilangkan Noda Kuning Sol Sepatu Menggunakan Peralatan Sederhana

Dikutip dari laman hellosehat.com, sejumlah peneliti di Departemen Urologi di Leiden University Medical Center, Belanda, mengumpulkan dan menganalisis 11 studi yang membandingkan efek posisi kencing sambil duduk atau jongkok dengan posisi kencing berdiri.

Ada tiga hal yang diamati sebagai penanda buang urine normal, yakni kecepatan laju air kencing, waktu yang dibutuhkan untuk kencing, dan terakhir adalah jumlah air kencing yang tersisa di kandung kemih. Ketiganya merupakan faktor penentu kemampuan tubuh dalam mengeluarkan urine.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama adalah pria yang sehat, sedangkan kelompok kedua terdiri dari pria yang mengidap gangguan saluran kemih bawah.

Hasilnya, pada pria yang sehat, tidak ditemukan perbedaan atau bahaya mencolok antara posisi kencing berdiri dengan kencing jongkok. Baik kencing berdiri ataupun berjongkok, keduanya tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kelompok ini.

Sementara itu, laporan analisis menyatakan bahwa pengidap gangguan saluran kemih bawah justru diuntungkan saat buang air kecil sambil berjongkok. Mereka lebih bisa mengosongkan kandung kemihnya dengan hanya tersisa 25 mililiter urine dalam organ tersebut.

Pria yang mengidap gangguan saluran kemih bawah juga bisa mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk kencing jika mereka kencing sambil jongkok dibandingkan berdiri. Rata-rata perbedaannya adalah 0,62 detik lebih singkat dibandingkan kencing berdiri.

Posisi kencing awalnya juga diduga berpengaruh terhadap risiko kanker prostat serta kualitas seks. Namun, dugaan ini tidak terbukti dalam studi tersebut. Tampaknya tak ada kaitan langsung antara posisi kencing dengan risiko kanker atau kualitas seks.

Baca Juga : WOW... Ini Daftar Makanan Khas Indonesia Terenak di Dunia

Kencing berdiri berisiko infeksi saluran kemih

Jika ada yang perlu dicemaskan dari kebiasaan kencing berdiri, mungkin itu adalah risiko penyebaran bakteri dari urine. Saat kencing berdiri, urine dapat menempel pada ubin urinal atau berubah menjadi cipratan kecil yang bisa menyebar ke mana-mana.

Bakteri dari urine bisa berpindah ke orang lain dan menyebabkan infeksi saluran kemih, terutama bagian bawah yang meliputi kandung kemih dan uretra. Berikut adalah beberapa gejala dari infeksi saluran kemih bawah.

- Nyeri atau perih saat buang air kecil.

- Rasa ingin selalu buang air kecil dan tidak bisa ditahan.

- Rasa tidak nyaman dan nyeri pada perut bagian bawah.

- Warna urin yang keruh, bahkan kadang-kadang air kencing bercampur darah.

- Badan terasa lelah, tidak enak, dan nyeri.

- Perasaan bahwa urin tidak sepenuhnya keluar setelah selesai buang air kecil.

Gangguan saluran kemih bawah dapat sembuh sendiri, tapi sering kali pasien membutuhkan obat infeksi seluruh kencing. Jika tidak diobati, infeksi mungkin saja menyebar hingga ureter atau bahkan ginjal.***