TERASBANDUNG.COM - Aksi tak wajar ditunjukan bobotoh pada laga pekan perdana Liga 1 musim ini saat Persib menjamu Madura United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Minggu 2 Juli kemarin sore.

Dalam laga tersebut, para pendukung Persib tampak menunjukkan kekecewaannya atas skema tiket yang dinilai seakan dipersulit.

Dalam laga tersebut, Bobotoh yang kerap menghuni tribun utara hanya menonton hingga paruh waktu. Sedangkan sebagian bobotoh di tribun timur terlihat lebih cepat meninggalkan tribun, tepatnya di menit 75.

Ditanya hal tersebut, pelatih Persib Luis Milla mengakui sikap bobotoh di laga tersebut terlihat tak biasa dan ia tak mengetahui alasan atas sikap Bobotoh tersebut.

Baca Juga : Persib Ditahan Imbang Madura United di Laga Perdana Liga 1, Luis Milla Tetap Puji Spirit dan Perjuangan Pemain

"Fokus kami dari pemain adalah bermain. Tapi tentu saja kami butuh dukungan dari suporter dan Bobotoh. Saat ini, saya tidak tahu apa alasannya dan suporter yang datang tentunya ingin terus mendukung timnya. Jadi saya tidak tahu apa alasannnya. Tapi keinginan kami memperlihatkan sepakbola yang bagus serta membuat orang-orang bahagia. Kami tidak bisa melakukan hal lainnya," kata Luis Milla.

Manajemen Persib pun akhirnya menyampaikan pernyataan terkait sikap dan aksi sekelompok suporter dari beberapa komunitas bobotoh di pertandingan Persib kontra Madura United itu.

Komunitas bobotoh melakukan aksi protes terkait sistem tiket yang dinilai menyulitkan. Sikap tersebut disampaikan komunitas bobotoh, Viking Persib Club (VPC) dan Bobotoh Maung Bersatu (Bomber).

VPC misalnya, beberapa hari lalu menyampaikan pernyataan ajakan kepada bobotoh untuk meninggalkan tribune penonton tepat di menit 75 sebagai bentuk protes atas kebijakan tiket. VPC juga membatalkan koreografi yang biasa disuguhkan di laga kandang Persib.

"SERUAN UNTUK KALIAN SEMUA! Dengan berat hati kami membatalkan choreography dan melakukan aksi tutup mulut. Kita tinggalkan stadion tepat pada menit ke-75 sebagai bentuk protes dan solidaritas untuk kalian semua yang sampai saat ini masih kesulitan mendapatkan tiket PERSIB. Tanggalkan giant flag & banner, penuhi dengan ‘pesan cinta’ kalian kepada manajemen di laga pembuka nanti, biar dibaca!" tulis akun resmi VPC pada platform media sosial Instagram.

Menyikapi hal itu, manajemen Persib memastikan akan melanjutkan upaya tranformasi tata kelola klub ke arah yang lebih baik, termasuk sistem pertiketan. Sejak tahun 2018, Persib sudah merintis pemberlakuan sistem penjualan tiket secara online.

Menanggapi aksi salah satu komunitas yang memiliki kuota, yaitu Viking Persib Club (VPC) yang merasa masih kesulitan mendapatkan tiket Persib di laga kontra Madura United, Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat, Muhammad Iskandar mengatakan;

"Selama ini Persib tetap memberikan banyak kemudahan bagi komunitas, termasuk Viking Persib Club, dalam hal pertiketan," kata Iskandar.

Baca Juga : Persib Ditahan Imbang Madura United di Laga Perdana Liga 1, Luis Milla Tetap Puji Spirit dan Perjuangan Pemain

Beberapa kemudahan untuk komunitas itu antara lain adalah alokasi kuota tiket yang jumlahnya tetap terjaga hingga H-2, kami longgarkan sampai H-1 pertandingan dan selalu diberikan kesempatan membeli lebih awal sebelum dijual tiket pertandingan untuk umum.

Terkait proses verifikasi Persib App yang dianggap menyulitkan, Iskandar menegaskan, Persib telah meminta data anggota/member kepada Viking Persib Club (VPC) sejak jauh-jauh hari. Namun, kata Iskandar, kendala yang muncul berasal dari Viking Persib Club sendiri.

Namun terlepas dari masih adanya dinamika dalam pemberlakuan sistem tiket online ini, Iskandar tetap berharap hubungan baik yang selama ini terjalin antara Persib dan VPC bisa terus terjaga demi kemajuan klub.

"Kami akan selalu mengharapkan dukungan positif dari Viking, Bomber dan kelompok suporter lainnya karena hanya dengan berjalan bersama-sama, segala permasalahan yang muncul pasti akan bisa diselesaikan," kata Iskandar.***