TERASBANDUNG.COM - Suasana di Taman Fitness Kota Bandung akhir pekan ini terasa berbeda. Area publik yang biasanya digunakan untuk berolahraga mendadak dipenuhi warna-warni stan, tawa anak-anak, dan aroma pupuk organik yang khas.

Semua itu bagian dari Bandung Magoo Fest 2025, sebuah festival yang menggabungkan edukasi, hiburan, dan inovasi pengelolaan sampah berbasis maggot.

Kegiatan ini bukan sekadar pameran produk organik dan hiburan keluarga. Lebih dari itu, festival ini menjadi ajang berbagi ilmu bagi komunitas, pelaku UMKM, dan masyarakat yang peduli terhadap pengurangan sampah di Kota Bandung.

Baca Juga : Farhan Ungkap Kunci Sukses WJF 2025: Kolaborasi dan Spirit Cager-Bager-Bener-Pinter-Singer

Melalui keterangan resmi Humas Kota Bandung, acara tersebut dihadiri oleh berbagai komunitas lingkungan dan pelaku usaha kecil yang bergerak di bidang daur ulang.

Mereka menampilkan beragam hasil kreasi dari pupuk alami, media tanam ramah lingkungan, hingga cenderamata unik berbahan limbah rumah tangga.

Antusiasme peserta terasa nyata di setiap sudut. Dua pelaku UMKM asal Sadang Serang, Usmiyati dan Herlan, mengaku kegiatan ini memberikan manfaat besar untuk bertukar pengalaman dan memperluas wawasan.

“Manfaatnya kita bisa saling ketemu dengan sesama penggiat maggot. Terus saling sharing juga tentang ngolah sampahnya gimana, yang lebih bagus lagi, yang lebih masyarakat tertarik,” ujar Usmiyati.

Herlan pun menambahkan bahwa forum seperti ini menjadi ruang tumbuh bersama bagi para pegiat lingkungan.

“Jadi apa yang kita tidak tahu jadi tahu, yang sudah tahu makin akan lebih tahu lagi, lebih maju ke depan. Kita jadi banyak inovasi,” katanya.

Baca Juga : Floranimal Bandung, Pameran Seru yang Gabungkan Edukasi Hewan dan UMKM Lokal

Keduanya berharap Bandung Magoo Fest dapat diselenggarakan secara berkelanjutan sebagai wadah edukasi bagi warga agar semakin sadar pentingnya memilah dan mengelola sampah dari sumbernya.

“Harapannya mah agar sampah itu bisa selesai di wilayah RW. Jadi enggak usah buang-buang ke TPS,” tegas Usmiyati.

“Jadi masyarakat itu sendiri sadar akan sampah,” tambah Herlan.

Tak hanya peserta, pengunjung pun merasakan dampak positif dari acara ini. Salah satunya Salman, warga Bandung yang mengaku awalnya tidak terlalu tertarik dengan isu lingkungan, namun berubah pikiran setelah datang ke festival.

“Saya sebagai masyarakat, dari diadakannya acara ini kan bisa bermanfaat juga ya. Jadi dari edukasi pengurangan sampah organik, pencegahan pencemaran, sama edukasi yang lainnya juga,” tuturnya.

Ia berharap kegiatan seperti ini bisa sering diadakan agar semakin banyak warga yang teredukasi.

Baca Juga : Anugerah Kreator Bandung Kembali Digelar, Usung Tema Retrospektif Pesan Bangsa-Bangsa Asia Afrika

“Harapannya mungkin lebih sering lah ya yang ini biar masyarakat lebih teredukasi lagi, biar pada ilmunya,” tambah Salman.

Dengan konsep yang ringan dan menyenangkan, Bandung Magoo Fest 2025 membuktikan bahwa edukasi lingkungan tidak harus kaku dan membosankan.

Di balik keseruannya, festival ini menegaskan satu pesan penting: sampah bukan akhir dari siklus, melainkan awal dari peluang baru bagi lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.***