TERASBANDUNG.COM - Dalam beberapa hari terakhir, Kota Bandung diguyur hujan dengan intensitas yang meningkat.

Kondisi ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung memperketat pengawasan di sejumlah wilayah yang dikenal memiliki riwayat banjir.

Pemantauan dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan setiap gejala kenaikan debit air bisa segera ditangani sebelum berubah menjadi keadaan darurat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandung, Amires Pahala, menjelaskan bahwa sejak awal perubahan cuaca ekstrem, tim BPBD telah bersiaga dan bergerak untuk memeriksa titik-titik rawan, termasuk aliran Sungai Cikapundung yang sempat menunjukkan kenaikan permukaan air.

Baca Juga : Banjir, Rob, dan Longsor di Jawa Barat: Kang Dedi Ungkap Akar Masalah yang Selama Ini Diabaikan, dan Rencana Penanganan 2026

“Kita kemarin sudah mewaspadai beberapa area. Cikapundung juga sempat naik sedikit. Kita langsung informasikan ke wilayah, ke kelurahan untuk segera waspada. Untuk saat ini, kita fokus memantau daerah-daerah yang rawan banjir. Monitoring dilakukan terus-menerus,” ujar Amires, dikutip RRI, Jumat (5/12/2025).

Menurut Amires, ada tiga lokasi prioritas yang mendapat perhatian lebih: Sungai Cikapundung, kawasan Gedebage, dan wilayah Pagarsih.

Ketiganya memiliki karakteristik berbeda, namun sama-sama berpotensi mengalami kenaikan air secara tiba-tiba, terutama jika hujan turun cukup deras di wilayah Bandung bagian utara.

“Kalau di utaranya hujan, airnya suka naik. Jadi pemantauan tidak hanya saat hujan di Bandung saja,” jelasnya.

Baca Juga : Program Pembangunan Sekolah Bandung 2025–2026: Target 60 Ruang Kelas Baru, Rehabilitasi Puluhan Sekolah, dan Anggaran Rp38 Miliar

Selain titik prioritas tersebut, BPBD juga mencermati kawasan Tamansari yang kerap muncul genangan, serta daerah Braga, termasuk Gang Apandi yang sering mengalami kenaikan muka air saat hujan intens.

Kondisi permukiman padat dan drainase yang terbatas membuat area tersebut perlu dipantau secara berkelanjutan.

Amires turut mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya, alat pemantau debit air mencatat peningkatan hampir mencapai dua meter di kawasan Tahura.

Meski menunjukkan tren naik, ia memastikan kondisi saat itu masuk kategori aman dan langsung dilaporkan ke wilayah di bawahnya agar tetap waspada.

Baca Juga : Bandung Selatan dari Langit: Banjir, Macet Berkilometer, dan Warga yang Tak Menyerah

“Kemarin sempat ada kenaikan, tapi masih bisa dianggap tidak membahayakan. Kita informasikan ke wilayah bawah bahwa ada kenaikan, namun masih dalam batas aman. Setelah itu air langsung menyurut. Pemantauan terus dilakukan untuk memastikan situasi tetap terkendali,” tandasnya.

Dengan kondisi cuaca yang masih sulit diprediksi, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda peningkatan debit air di lingkungan masing-masing.***