Satgas Penanganan Covid-19 Tegaskan Agar Mobilitas Warga di Jakarta-Banten dan Jabar Diperketat!

Satgas Penanganan Covid-19 Tegaskan Agar Mobilitas Warga di Jakarta-Banten dan Jabar Diperketat! Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito. (Foto: PMJ News/BNPB).

RAGAM NUSANTARA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Banten hingga Jawa Barat diminta Satgas Penanganan Covid-19 agar lebih serius dalam membatasi mobilitas masyarakat.

Dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, lolosnya orang terkonfirmasi positif dari ketiga daerah tersebut bisa berdampak pada peningkatan kasus di daerah lainnya.

"Karena keberhasilan di wilayah ini akan menentukan perlindungan untuk wilayah lain yang kasusnya belum meningkat. Begitu juga dengan daerah yang berada di dalam satu kawasan aglomerasi," kata Wiku Adisasmito dalam keteranganya sebagaimana dikutip dari laman PMJNews, Jumat 11 Februari 2022.

Karena itu, salah satu upaya mencegah penularannya yaitu melakukan testing kepada pelaku perjalanan. Sebab, testing mampu menentukan mobilitas yang aman karena orang yang terkonfirmasi positif dapat diketahui dengan cepat.

Upaya lainnya yaitu dengan cara memperketat pengawasan pelaku perjalanan khususnya untuk fasilitas transportasi jarak jauh seperti pesawat dan kapal. Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi sebagai bentuk screening juga diperlukan dalam mobilitas jarak dekat.

"Meskipun berat, pemerintah daerah harus mengusahakan agar tidak ada lagi penambahan kasus dalam dua minggu ke depan, atau kenaikan kasusnya sama dengan nol," jelasnya.

Lebih lanjut, Wiku mengingatkan bahwa orang terkonfirmasi Covid-19 dan tidak bergejala (OTG) tetap mampu menularkan virus kepada orang lain.

"Orang yang tampak sehat-sehat saja juga belum tentu terbebas dari Covid 19," ujar Wiku Adisasmito.

Faktanya, menurut Wiku, tidak semua kasus positif Covid-19 di lapangan dapat ter-skrining 100 persen. Padahal, dalam kondisi pandemi, testing menjadi tolak ukur tunggal penentuan diagnosis penyakit.

"Tidak dapat dielakkan bahwa tidak semua orang melakukan tes," katanya.

Wiku menilai hal paling penting saat ini adalah selalu menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) secara menyeluruh bagi orang sehat maupun sakit.

Menurut dia, langkah tersebut penting untuk diingatkan lantaran orang yang tidak bergejala cenderung rendah kehati-hatiannya daripada mereka yang bergejala.

"Karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasikan dirinya," tuntasnya.***

Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini