RAGAM NUSANTARA - Belum tuntas masalah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, kini muncul wabah baru yang berasal dari virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi lebih dari 100 kasus cacar monyet di setidaknya 11 negara, terutama di Eropa.
Cacar monyet sendiri merupakan penyakit infeksi virus Monkeypox yang langka dan gejalanya seperti flu disertai pembengkakan kelenjar getah bening.
WHO mengungkapkan bahwa siapa pun yang berinteraksi secara dekat dengan orang yang menular dapat berisiko terkena cacar monyet.
Namun, sejatinya seseorang dapat mengurangi risiko tertular dengan membatasi kontak dengan orang yang dicurigai atau dikonfirmasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, jika memang perlu melakukan kontak fisik dengan seseorang yang menderita cacar monyet dikarenakan alasan tertentu, upayakan orang yang terinfeksi mengisolasi diri dan menutupi setiap lesi (luka) kulit mereka.
Dorong mereka untuk menutup ruam dengan pakaian yang dikenakan. Ketika secara fisik harus dekat dengan penderita, mereka harus memakai masker medis, terutama jika batuk atau memiliki luka di mulutnya.
"Anda harus memakai satu masker juga. Hindari kontak kulit ke kulit bila memungkinkan dan gunakan sarung tangan sekali pakai jika Anda memiliki kontak langsung dengan lesi," demikian laporan WHO seperti dilansir dari laman One India, Senin 23 Mei 2022.
"Kenakan masker saat menangani pakaian atau tempat tidur apa pun jika orang tersebut tidak dapat melakukannya sendiri," sambungnya.
Selanjutnya, bersihkan tangan secara teratur dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbasis alkohol, terutama setelah kontak dengan orang yang terinfeksi.
Hal serupa juga harus dilakukan jika menyentuh pakaian mereka, seprai, handuk, dan barang atau permukaan lain yang telah disentuh atau bahkan telah bersentuhan dengan mereka langsung.
Gunakan alat makan yang berbeda. Cuci pakaian orang tersebut, handuk dan seprai dan peralatan makan dengan air hangat serta deterjen.
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang terkontaminasi dan buang limbah yang sudah terkontaminasi dengan tepat.**
Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto