TERASBANDUNG.COM - Sebagai salah satu persiapan Persib Bandung dalam menatap musim Liga 1 2022-2023, adalah meluncurkan jersey baru yang sudah dirilis pada Selasa, 19 Juli 2022. Terdapat 5 seragam yang diluncurkan Persib.
Kelima seragam tersebut terdiri dari Jersey utama kandang, jersey tandang, jersey ketiga (alternatif), Jersey latihan dan Official Kit. Semuanya mengangkat konsep dan desain karakter yang menjadi ciri Kota Bandung.
Terdapat corak atau aksen pada jersey yang menggambarkan music beat (soundwave) dari lagu nasional Indonesia, Halo-Halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki.
Lagu Halo-halo Bandung selalu dinyanyikan Bobotoh saat Persib akan memulai pertandingan di Stadion. Lagu tersebut selalu dinyanyikan seluruh Bobotoh di stadion sebagai penyemangat untuk para pemain Persib.
Lalu adanya corak dan ornamen bunga Patrakomala yang merupakan ikon khas Kota Bandung, dan pada jersey tersebut juga terdapat angka berupa titik koordinat Kota Bandung.
Beberapa karakteristik yang menjadi ciri kota Bandung tersebut dikemas melalui satu tema, yaitu #BandungKembaliBergelora, dimana musim baru ini Persib ingin mengajak kembali kepada seluruh pendukungnya untuk kembali ke Bandung dan mendukung Persib dari dalam stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Namun, tahukah Bobotoh lirik lagu Halo-halo Bandung ini ternyata berasal dari lagu romantis loh. Yuk simak cerita sejarah legkapnya di sini.
Liriknya berangkat dari kisah Ismail Marzuki yang sempat mengungsi ke Bandung bersama istrinya, Eulis Zuraidah demi menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di Jakarta.
Siapa yang menyangka, lagu perjuangan Halo-halo Bandung ini ternyata berasal dari lagu romantis.
Kalau menyimak versi awal dari lirik lagu "Hallo Bandung" menunjukkan, lagu ini lahir sebagai ungkapan rasa rindu yang sentimental, bukan dimaksudkan sebagai lagu perjuangan.
Dikutip dari sejumlah sumber, liriknya berangkat dari kisah Ismail Marzuki yang sempat mengungsi ke Bandung bersama istrinya, Eulis Zuraidah demi menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di Jakarta.
Sayangnya, tak lama setelah mereka menetap di Bandung, terbit ultimatum dari pihak Inggris yang memerintahkan pihak tentara pejuang Indonesia untuk segera meninggalkan kota kembang ini.
Kemudian, pihak pejuang Indonesia membalas dengan sengaja membakar rumah dan gedung di penjuru wilayah selatan kota Bandung sebelum mereka meninggalkan kota pada 24 Maret 1946. Peristiwa ini pun dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Ismail dan istrinya pun kembali ke Kota Batavia. Namun kenangan indah selama menetap di Bandung selalu melekat dalam ingatannya.
Hal tersebut mendorongnya untuk menciptakan lagu berbahasa Sunda dengan judul "Hallo Bandung". Tak hanya itu, ia juga menciptakan beberapa lagu lainnya seperti, "Bandung Selatan di Waktu Malam" dan "Saputangan dari Bandung Selatan".
Peristiwa Bandung Lautan Api mengilhami Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu "Hallo Bandung" menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan.
Segera setelahnya, lagu Halo Halo Bandung menjadi sangat dikenal dan menjadi salah satu lambang perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.
Meski lagu tentang tanah Sunda, kita akan menemukan kata "beta" dalam lirik lagu tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa kata "beta" dalam lagu ini diambil dari bahasa daerah Ambon, Maluku, yang berarti "saya".
Namun, ada pula yang mengatakan "beta" berasal dari bahasa Melayu.
Lirik Lagu Halo-halo Bandung
Halo, halo Bandung, ibu kota Periangan
Halo, halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali.***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto