5 Mitos Salah Soal Coklat, Jangan Dipercaya!

5 Mitos Salah Soal Coklat, Jangan Dipercaya! Aneka coklat. (Pixabay)

TERASBANDUNG.COM - Coklat memang salah satu makanan favorit yang memiliki rasa khas dan lezat. Sejumlah banyak yang mengaku ketagihan usai mengonsumsi coklat.

Tapi siapa sangka, di balik kelezatan coklat atau makanan yang diolah dari coklat, ternyata ada sejumlah mitos yang membuat sejumlah orang harus menghindari atau membatasi asupan coklat

Berikut ini, dilansir dari PMJ NEWS, beberapa mitos tentang cokelat yang sebetulnya tidak benar.

1. Cokelat Tidak Baik untuk Tubuh

Ahli nutrisi di AS Lisa Moskovitz mengatakan, cokelat terutama dark chocolate menyediakan nutrisi dan pendukung kesehatan termasuk antioksidan penangkal stres serta mineral besi.

"Mungkin sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang rasanya sangat enak tidak buruk bagi Anda, tapi itulah yang terjadi pada cokelat," kata Moskovitz.

2. Cokelat Tingkatkan Gula Darah dan Resiko Diabetes

Moskovitz mengatakan, cokelat memang mengandung tambahan gula yang bisa meningkatkan kadar gula darah. Tapi cokelat juga memiliki serta dan antioksidan yang bisa melindungi dari diabetes.

Jika Anda ingin makan cokelat tapi khawatir tentang risiko gula darah tinggi dan diabetes, Moskovitz menyarankan untuk memilih cokelat hitam atau cokelat rendah gula.

Kemudian, seimbangkan sisa hari dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk menstabilkan gula darah, lemak, sayuran, dan protein tanpa lemak. Ini akan membantu melindungi kesehatan memuaskan dahaga.

3. Coklat Bikin Gemuk

Jika makan coklat terlalu sering dan bahkan terlalu banyak, jelas saja ini akan bikin gemuk dan kenaikan berat badan yang terjadi bakal cukup drastis. Namun, konsumsi secukupnya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap berat badan.

4. Coklat Penyebab Sakit Gigi

Banyak dari kita setuju bahwa anak-anak yang giginya rusak dan sakit itu karena mereka makan coklat bukan? Menurut studi yang ada, efek plak gigi dari coklat justru lebih sedikit dan kecil ketimbang plak yang berkembang akibat mengonsumsi gula murni.

Gigi sakit dan berlubang telah diteliti di mana hasilnya justru tak membuktikan adanya kaitan antara kerusakan gigi dengan coklat.

Menurut hasil penelitian di Jepang dari Universitas Osaka, biji kakao (bahan utama pembuatan coklat) malah sebenarnya ampu dalam melawan bakteri dalam mulut sehingga hal ini membuktikan kalau coklat itu aman asal campuran gulanya tak terlalu banyak.

5. Cokelat Sebabkan Jerawat

Menurut Moskovitz, sejauh ini tidak ada penelitian yang secara pasti mengonfirmasi bahwa cokelat bisa menyebabkan jerawat. Meskipun diet tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit berjerawat, namun itu bukan akar penyebab dari jerawat.

Moskovitz menyatakan, jerawat sering disebabkan oleh segudang fakta. Ini termasuk jenis kulit, hormon, usia, genetika, faktor lingkungan, dan rutinitas perawatan kulit.

"Konon, mengonsumsi makanan anti-inflamasi, kaya antioksidan dan kaya nutrisi benar-benar dapat menjinakkan volatilitas kulit. Jadi, jika Anda khawatir tentang seperti apa wajah Anda pada pagi hari, lakukan diet seimbang termasuk cokelat," kata Moskovitz.***

Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini