TERASBANDUNG.COM - Sudah umum diketahui Indomaret dan Alfamart lokasinya selalu berdekatan ibarat pengantin.
Pasalnya jika diperhatikan bial di suatu lokasi ditemukan Indomaret akan ditamukan juga Alfamart begitupun sebaliknya.
Indomaret dan Alfamart merupakan merupakan bisnis ritel terbesar di Indonesia dengan lokasi jaringan yang selalu berdekatan.
Sebagian besar orang akan menganggap hal tersebut justru dapat merugikan salah satu bisnis ritel. Pasalnya, konsumen yang sudah berbelanja di Indomaret diyakini tidak akan pergi ke Alfamart dan sebaliknya.
Baca Juga: Luar Bisa, Tenyata Konsumsi Buah Belimbing Bisa Mendapat 5 Manfaat Ini Bagi Kesehatan
Sudah umum diketahui bahwa Indomaret dan Alfamart sama-sama menjual produk yang sama dan harga barang di kedua bisnis ritel tersebut berbeda tipis bahkan boleh dikatakan mirip.
Sehingga jika keduanya berada di lokasi yang berdekatan, persaingan antara Indomaret dan Alfamart dianggap akan semakin tinggi.
Lantas benarkan anggapan persaingan Indomaret dan Alfamart saling menjatuhkan karena likasi yang saling berdekatan?. Ternyata tidak! dua ritel ini ternyata menerapkan strategi marketing.
Seperti diketaui Indomaret dan Alfamart merupakan bisnis ritel di Indonesia yang didirikan di waktu yang berdekatan, yakni pada tahun 1988 dan 1989.
Baca Juga: Mal Pelayanan Publik Kota Bandung Telah Diresmikan Mahfud MD, Jadi MPP ke-8 di Jabar
Kedua bisnis ritel ini memang sengaja memilih lokasi yang berdekatan untuk gerainya sebagai salah satu strategi marketing. Dengan lokasi yang berdekatan, maka kedua bisnis ritel tersebut akan memperoleh demand pasar yang lebih besar.
Hal ini didasarkan pada Teori Hotelling dimana dua industri yang bersaing, baik dari segi lokasi maupun harga produknya dapat memaksimalkan laba pasar. Kedua industri atau bisnis pun dapat menghasilkan persentase keuntungan 50:50.
Selain itu, strategi tersebut merupakan salah satu cara menghemat budget untuk keperluan melakukan riset lokasi bagi Indomaret dan Alfamart.
Maka baik Indomaret maupun Alfamart bisa langsung mendirikan gerainya di lokasi yang sudah jelas memiliki demand pasar yang tinggi.
“Jadi, persaingan itu justru membentuk dan meningkatkan permintaan, menguatkan pasar. Kalau dia main sendiri, pasarnya itu gak besar-besar. Market akan besar jika dinamis, bagusnya persaingan itu membawa konsumen untuk beli, kalau monopoli justru mematikan demand," ungkap pakar Marketing dan Managing Partner Inventure, dikutip dari INews.**
Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto