TERASBANDUNG.COM - Banyak ditemui orang makan sambil berdiri, bahkan sambil berjalan, atau melakukan aktivitas lainnya. Padahal, makan maupun minum baiknya dilakukan dalam posisi duduk, hal itu pun merupakan anjuran dalam Islam.
Dalam ajaran Islam, larangan ini sudah menjadi imbauan dari Nabi Muhammad SAW. Dikatakan dalam Hadist Riwayat Muslim, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda bahwa makan sambil berdiri itu lebih parah dan lebih jelek.
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR. Muslim no. 2024).
Jika menjadi kebiasaan, makan dan minum sambil berdiri pun memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan.
Baca Juga : Genjot Investasi UMKM, Pemkot Bandung Permudah Perizinan Usaha
Islam sejatinya menekankan umatnya untuk makan sambil duduk, dan menurut medis pun hal tersebut lebih utama. Karena menurut pakar kesehatan, ada sejumlah bahaya ketika makan dilakukan sambil berdiri.
Pakar kesehatan di bidang diet dan nutrisi dari SlimGourmet Catering, Desy Nur Arsita menyebutkan jika posisi makan ternyata bisa berpengaruh besar bagi kondisi tubuh.
Sebagai contoh, jika makan atau minum dengan posisi berdiri, hal ini akan membuat makanan atau minuman langsung jatuh dengan cepat dan keras pada lambung atau saluran pencernaan berikutnya.
“Meskipun memang secara alami lambung akan menerima makanan dari kerongkongan, namun, cepatnya makanan jatuh ke lambung ini ternyata bisa memicu iritasi pada dinding lambung dan berbagai masalah kesehatan lainnya,” jelasnya.
Jika dinding lambung terkena iritasi, maka perut bisa saja akan terasa tidak nyaman. Selain itu, hal itu juga dapat mempengaruhi peningkatan produksi asam lambung, hingga memicu rasa mual atau muntah.
Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Bantul dr Ana Budi Rahayu, Sp.S mengatakan, bila seseorang makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung.
Baca Juga : Berangsur Pulih, Ini Ambisi Mantan Persija yang Akan Dijamu Persib
Kondisi tersebut yaitu asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi, karena asam lambung yang sangat asam (pHnya 1-2,5). Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (heartburn).
“Bila kita tetap bandel membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan kanker saluran esofagus,” tuturnya.
Kanker esofagus adalah kanker yang bertumbuh di esofagus, bagian tubuh yang menyerupai tabung yang menghubungkan tenggorokan hingga lambung. Makanan dari mulut harus melewati esofagus untuk mencapai lambung.
Manfaat makan sambil duduk
Saat makan sambil duduk, seseorang akan lebih mungkin untuk tenang, rileks, serta dapat menikmati makanan secara perlahan.
Dilansir Medline Plus, saat perut telah terisi dengan makanan, maka membutuhkan waktu sebanyak 20 menit untuk mengirimkan sinyal rasa kenyang ke otak. Makan dengan perlahan dapat mempercepat rasa sinyal tersebut sampai ke otak, sehingga akan merasa cepat kenyang.
Baca Juga : Pemkot Bandung Luncurkan Gagah Bencana Demi Kurangi Risiko Terjadinya Bencana
Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menyatakan hal sama, bahwa orang yang makan sambil duduk akan makan dengan perlahan dan mengunyah lebih banyak dibandingkan makan sambil berdiri.
Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2013 yang melibatkan orang-orang dewasa di Jepang, menemukan bahwa mengunyah lebih banyak dan makan lebih lambat dapat menurunkan risiko diabetes mellitus.
Selain itu, sebuah studi yang dimuat dalam Healthline tentang kecepatan pencernaan perempuan yang makan sembari berdiri dengan yang duduk menyebut, dibutuhkan waktu sekitar 22 menit lebih lama untuk mencerna makanan jika dibandingkan dengan aktivitas makan yang dilakukan sambil duduk.
Dengan demikian, makan sambil duduk adalah yang lebih utama, sebagaimana Islam memberikan tuntunannya pada umat manusia.***
Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto