TERASBANDUNG.COM - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menggelar kampanye Don’t Panic Buying di Persimpangan Jalan Ibrahim Adjie dengan Jalan Soekarno-Hatta (Binong) Bandung.
Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana turut membagikan kebutuhan bahan pangan berupa bawang, cabai, gula pasir dan produk susu kepada pengguna jalan dan masyarakat sekitar.
Yunimar Mulyana mengatakan, sejak pandemi melanda Indonesia di tahun 2020 fenomena Panic Buying kerap berulang kali terjadi di masyarakat Indonesia.
Maka untuk mengatasi hal itu edukasi dan sosialiasi Don't Panic Buying perlu terus dilakukan yang merupakan bagian mengantisipasi inflasi.
Baca Juga: Teras Cihampelas Menggeliat! Masyarakat Bisa Berkegiatan dan Membuat Acara Seru
"Masyarakat tidak perlu cemas dan panik, kita upayakan pemerintah mempersiapkan stok pangan yang berkecukupan," jelas Yuni dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung.
Menurut Yuni, komoditas bahan masakan dasar seperti, cabai, bawang yang rawan kenaikan dapat diantisipasi dengan sejumlah langkah yang dapat dipersiapkan secara mandiri.
"Buruan Sae jadi solusi. Kita tanam cabai, bawang di halaman rumah. Kita juga menghentikan kebiasaan belanja secara impulsif dan mempersiapkan dengan sesuai kebutuhan," jelas Yuni.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung pada Januari 2022 Kota Bandung mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Inflasi tertinggi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,98 persen.
Kota Bandung pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,92. Jawa Barat terjadi inflasi sebesar 0,45 persen.
Sedangkan nasional terjadi inflasi sebesar 0,56 persen dan komoditas bawang dan cabe merupakan salah satu yang mempengaruhi inflasi dan sering terjadi fluktuasi harga.
Kampanye ini melibatkan kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Disdagin Kota Bandung, Aparatur Kewilayahan, Perwakilan Mahasiswa dan pelaku usaha pangan yang ada di Kota Bandung.**
Penulis: Teguh Nurtanto | Editor: Teguh Nurtanto