Waduh! 9.000 Kasus Nekrosis Pulpa Dirawat di RSKGM, Ini Penyebabnya dan Cara Mencegahnya

Waduh! 9.000 Kasus Nekrosis Pulpa Dirawat di RSKGM, Ini Penyebabnya dan Cara Mencegahnya Ilustrasi. Sakit gigi. (Foto: alihamdan.id)

TERASBANDUNG.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSKGM Kota Bandung, drg. Lucyanti Puspitasari mengungkapkan sepanjang 2022, kasus nekrosis pulpa atau kematian jaringan pada pulpa merupakan keluhan paling banyak yang diterima Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

"Selama setahun, ada 9.000 kasus nekrosis pulpa yang dirawat di RSKGM. Paling banyak keluhan gigi adalah nekrosis pulpa tingkat lanjut. Kalau yang ringan biasanya datang ke puskesmas atau tingkat pertama," ujar Lucy dilansir dari siaran pers Humas Kota Bandung.

Ciri-cirinya berupa lubang yang sudah besar, warna gigi berubah menjadi buram. Biasanya akan terjadi penumpukan bakteri dan kuman, akhirnya bisa terjadi pembengkakan jika tidak segera ditangani.

"Ini terjadi di semua usia. Faktornya karena masih kurang upaya pencegahan yang dilakukan di rumah masing-masing. Dari hasil survei itu ditemukan banyak kelainan gigi terjadi pada usia 5-9 tahun. Kalau sudah dewasa pada usia 45 tahun ke atas sudah karies," paparnya.

Baca Juga : Cuaca Bandung Lebih Dingin dan Sering Hujan, Kata BMKG Ada Kaitannya dengan La Nina

Penanganan yang dilakukan adalah dengan membersihkan saluran akar gigi terlebih dahulu. Setelah itu baru diisi dengan obat, kemudian ditutup dengan tambal.

Jika nekrosis pulpa tak segera ditangani akan mengakibatkan phlegmon yang bahkan bisa berujung kematian dengan cepat. Sebab gusi yang bengkak akan memengaruhi rongga tenggorokan, sehingga membuat pasien sulit bernapas.

"Upayanya, kalau kondisi giginya baik, paling tidak minimal 6 bulan sekali kontrol gigi. Kalau ada keluhan harus langsung ke faskes terdekat minimal puskesmas. Kalau dirujuk ke rumah sakit, silakan ikuti saran dokter yang ada," imbaunya.

Ia juga mengatakan, jika melihat tren, pasien yang datang ke RSKGM semakin meningkat. Didominasi oleh usia 17 tahun ke atas sebanyak 300-320 pasien.

"Biasanya hanya 270 orang. Saat di awal pandemi, pasien turun sampai setengahnya. Lalu, sekarang mulai naik lagi jadi 300-an orang," ucapnya.

Baca Juga : Penjelasan Teddy Tjahjono Soal Mariyo Londok Hengkang, dan Kabar Hoaks I Made Wirawan

Jumlah kuota pasien disesuaikan dengan masing-masing dokter. RSKGM memiliki 45 dokter yang bertugas.

"Tergantung tingkat kesulitan yang akan dikerjakannya. Satu dokter bisa menangani 5-12 pasien. Ada yang bisa 1 jam per pasien, ada yang cuma 20 menit," katanya.

Pendaftaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut hanya bisa dilakukan secara daring melalui pendaftaranonline.rskgm.bandung.go.id.***

Penulis: Tim Teras Bandung | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini