TERASBANDUNG.COM - Selain ekspor, peluang pemasaran teh di dalam negeri masih sangat luas, terutama di kalangan usia milenial.
Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia (ATI) Atik Dharmadi mengemukakan, dari sekitar 276 juta penduduk Indonesia, lebih dari 20%-nya merupakan kaum milenial.
"Pasar milenial ini harus benar-benar dibidik oleh pengusaha teh. Dan produk yang dibuat juga harus sesuai dengan tujuan pasarnya," kata Atik dalam Workshop Teh Rakyat di Tengah Peluang dan Tantangan, di Roemah Kentang 1908 Jl Banda No. 18, Kota Bandung, Kamis 22 Juni 2023.
Dia menjelaskan, pasar teh yang biasa dikonsumsi kalangan yang sudah berusia, sudah banyak dipasarkan, seperti teh hijau, teh hitam, dan teh wangi yang diseduh dengan cara seperti biasanya.
Namun, untuk kalangan milenial, pengusaha teh rakyat harus menyesuaikan, misalnya dengan memproduksi teh ready to drink.
Untuk semakin menarik minat kaum muda menikmati teh, produk juga bisa dikombinasikan dengan citarasa lain, seperti kayu manis, jahe, susu, dan lainnya.
Atik menjelaskan, petani teh jangan minder dengan kondisi industri teh nasional saat ini.
Menurutnya, dengan kepemilikan lahan yang tidak terlalu luas, sekitar 0,5 hingga 2 ha per orang, petani bisa berhimpun ke dalam paguyuban.
"Apalagi sekarang harga pucuk teh basah segitu-gitu saja, sekitar Rp2.000 hingga Rp2.800 per kg. Perlu ada integrasi antara kebun, pengolahan, dan pemasaran agar petani teh semakin bersemangat," lanjutnya.
Atik mengemukakan, dari tahun ke tahun, surplus ekspor impor teh nasional terus mengalami penurunan.
Pada 2010, surplus ekspor impor teh Indonesia berada di kisaran USD16 juta, dengan angka impor hanya 5 ton
Sedangkan pada 2021, surplus ekspor impor teh nasional hanya tinggal USD6 juta.
Sementara itu, Veronika Ratri, dari Business Watch Indonesia (BWI) mengatakan kualitas produk petani sekarang sudah bagus. BWI ingin mendorong promosi produk petani teh rakyat agar semakin diminati pasar.
"Kita butuh dukungan dari semua pihak untuk bantu promosikan produk petani. Semoga penghasilan petani bertambah, semangat petani melestarikan perkebunannya semakin kuat," katanya.
Penulis: Sirojul Mutaqien | Editor: Sirojul Mutaqien