TERASBANDUNG.COM - Mastercard Strive Indonesia, sebuah inisiatif dengan tujuan untuk mempersiapkan usaha kecil agar dapat meraih kesuksesan di era ekonomi digital, mengumumkan bergabungnya sembilan mitra baru yang memperluas jangkauan program.
mitra baru ini berasal dari berbagai industri, seperti e-commerce, perbankan, dan modal ventura, dan akan bekerja bersama dengan para inisiator program ini, yaitu Mastercard Center for Inclusive Growth, Dewan Nasional Keuangan Inklusif, dan Mercy Corps Indonesia.
Diluncurkan pada April 2023, Mastercard Strive Indonesia bertujuan untuk memberdayakan 300.000 pelaku usaha pada 2025, dengan target khusus pada usaha yang dimiliki oleh perempuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Mastercard Strive Indonesia menggandeng sejumlah mitra baru yang akan mendukung berbagai elemen dalam program ini, yakni
Shopee dan MicroMentor Indonesia, yang akan membantu membangun keterampilan digital melalui pemanfaatan perangkat digital yang mencakup penyebaran informasi, pelatihan, pendampingan, pemrosesan pembayaran, dan pemasaran digital;
Payment gateway Doku untuk mempercepat adopsi digital bagi usaha kecil dengan meningkatkan opsi pembayaran yang nyaman dan aman, termasuk alat digital dan program pelatihan untuk mengembangkan bisnis mereka secara digital;
bank bjb, akan menyediakan edukasi literasi keuangan, pengelolaan keuangan berbasis digital, serta berbagai sumber daya edukatif bagi usaha kecil. Fokus utama mereka adalah untuk mengatasi kendala-kendala yang ada dan membuka peluang akses terhadap layanan kredit;
Penelitian mengenai digitalisasi usaha kecil akan dilakukan oleh 60 Decibels yang akan menjadi dasar bagi Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk membangun Strive Digitalization Learning Networks, sebuah platform untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan menginformasikan kebijakan yang mendukung usaha kecil;
Komunitas usaha kecil Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) dan Perwira PMI akan membentuk jaringan mentor untuk pengembangan usaha kecil.
Mastercard Strive Indonesia berpusat pada penguatan ekosistem pendukung usaha kecil dengan menjawab tiga tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM, yaitu mendapatkan modal, go digital, serta mengembangkan jaringan dan pengetahuan.
Subhashini Chandran, Vice President, Social Impact, Asia Pacific, Mastercard Center for Inclusive Growth, mengatakan pasar e-commerce di Indonesia telah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan mencakup hampir 50 persen pangsa pasar dan diproyeksikan menyentuh US$ 95 miliar pada tahun 2025.
"Meskipun begitu, baru 29 persen dari UMKM yang telah memanfaatkan e-commerce untuk mengakses pasar dan bertumbuh. Mastercard Strive Indonesia akan terus berusaha untuk menciptakan lingkungan yang mendukung melalui kemitraan guna membantu UMKM masuk dalam ekonomi digital den berkembang,” katanya.
Mastercard meyakini dalam upaya untuk mengembangkan ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan – yang dapat dinikmati oleh semua individu di manapun mereka berada – kolaborasi memiliki potensi untuk membawa kemajuan yang sangat besar. Selain program Mastercard Strive Indonesia dan Mastercard Academy 2.0, Mastercard secara aktif bekerja sama dengan mitra dari sektor swasta dan publik di Indonesia untuk merancang inisiatif yang bertujuan mendorong inklusi keuangan dan digital bagi seluruh masyarakat.
UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dengan jumlah mencapai 65 juta atau 99 persen dari total jumlah perusahaan nasional. UMKM juga berkontribusi terhadap 61 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Kendati demikian, masih banyak usaha kecil yang harus lebih diperkuat agar dapat terus bertahan dalam keadaan ekonomi yang berubah begitu cepat. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Mercy Corps Indonesia terhadap 474 UMKM di Jawa Barat: 27 persen dari responden mengutarakan perlunya akses pemasaran dan promosi; 20 persen membutuhkan peningkatan akses terhadap fasilitas kredit, 34 persen membutuhkan keterampilan digital; dan 21 persen mengalami kesulitan dalam pencatatan keuangan.
“Sebagai pemimpin Digitalization Learning Network, Bappenas berkomitmen untuk memberikan perspektif penting yang selaras dengan poin-poin penting dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN),” ujar Ahmad Dading Gunadi, Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Bappenas.
“Jaringan ini akan menjadi nilai tambah bagi studi kami yang mengidentifikasi tantangan yang akan dihadapi usaha kecil di Indonesia dalam 10 sampai 20 tahun mendatang. Selain itu, pendekatan ini akan membantu Bappenas dalam merumuskan perencanaan strategis untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketahanan UMKM di masa yang akan datang,” tambahnya.
Nabilah Alsagoff, Chief Operating Officer, DOKU mengatakan bersama dengan Mastercard Strive Indonesia, DOKU berkomitmen untuk mendukung UMKM di Indonesia.
"Dengan menggabungkan penggunaan alat-alat digital dan program pelatihan seperti Juragan DOKU, kami akan mendukung UMKM untuk mempercepat kehadiran bisnis mereka dan memperluasnya secara digital,” ujarnya.
Ade Soekadis, Executive Director, Mercy Corps Indonesia mengatakan inisiatif Strive Indonesia untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan merupakan bukti dari pendekatan strategis Mercy Corps Indonesia dalam menciptakan peluang ekonomi untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif.
Melalui kolaborasi ini, Mercy Corps Indonesia akan memastikan Usaha Mikro dan Kecil (UMK), terutama usaha yang dipimpin atau dimiliki oleh perempuan, diberdayakan melalui digitalisasi dan layanan keuangan yang inklusif.
"Selain itu, kami berkomitmen untuk mendorong perubahan kebijakan untuk mendukung ekosistem UMK dengan membangun Digital Learning Network, yang akan secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan diskusi dan seminar,” tuturnya.
Penulis: Sirojul Mutaqien | Editor: Sirojul Mutaqien