6 Cara Mengatasi Motor Mati Setelah Menerjang Banjir: Panduan Lengkap dan Aman

6 Cara Mengatasi Motor Mati Setelah Menerjang Banjir: Panduan Lengkap dan Aman Mesin Motor Tiba-Tiba Mati di Genangan? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya. (Ist)

TERASBANDUNG.COM - Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah termasuk Bandung Raya, membuat intensitas banjir dan genangan air semakin sering terjadi.

Dampaknya tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga berpotensi merusak kendaraan, terutama sepeda motor.

Tidak sedikit pengendara memaksa melintasi banjir hingga akhirnya mesin mati dan sulit dihidupkan kembali.

Untuk mencegah kerusakan lebih serius, berikut panduan yang dapat dilakukan ketika motor mati setelah dipaksa melewati banjir.

Baca Juga : Pemkot Bandung Resmi Mulai Penurunan Kabel Udara dan Migrasi ke Jaringan Bawah Tanah di 104 Ruas Jalan

1. Jangan Langsung Menyalakan Mesin

Jika motor tiba-tiba mati sesaat setelah melintasi banjir, langkah pertama yang wajib dilakukan adalah hindari menyalakan mesin kembali.

Ada kemungkinan air sudah masuk ke ruang bakar. Kondisi ini dapat memicu kerusakan besar seperti bengkoknya stang piston, piston aus, hingga crankcase retak akibat water hammer.

Secara teknis, water hammer terjadi ketika air terjebak di ruang bakar saat proses kompresi berlangsung.

Tekanan air yang tidak bisa dikompresi ini memberi dorongan kuat ke seluruh ruang bakar sehingga komponen internal berisiko rusak.

Selain itu, korsleting pada sistem kelistrikan juga dapat muncul. Sebaiknya pindahkan motor ke tempat aman lalu lakukan pengecekan komponen dasar sebelum menghidupkan mesin.

Baca Juga : Wali Kota Bandung Imbau Wisatawan Waspada Cuaca Ekstrem Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru

2. Periksa Selang Indikator CVT (Motor Matik)

Bagi pengguna skutik, ada cara cepat mengecek apakah air masuk ke ruang CVT, yaitu dengan melihat selang indikator transparan di bagian bawah CVT. Bila terlihat ada air mengendap, kemungkinan besar genangan sudah merembes masuk.

Caranya keluarkan air dengan melepas selang, menempatkan motor pada standar tengah, lalu menekan behel belakang hingga roda depan terangkat.

Dengan posisi tersebut, air akan mengalir keluar. Pastikan seluruh air sudah habis sebelum memasang kembali selang dan mencoba menyalakan mesin.

Setelah mesin hidup, buka gas perlahan. Bila roda belakang mau berputar dan V-belt tidak selip, motor relatif aman digunakan kembali. Meski begitu, segera bawa motor ke bengkel untuk pengecekan lebih detail.

3. Pastikan Kondisi Busi Kering

Komponen berikutnya yang sering terdampak banjir adalah busi. Jika basah, busi tidak mampu menghasilkan percikan api untuk proses pembakaran sehingga mesin tidak akan menyala.

Setelah melewati banjir, lepas cap busi dan businya, lalu bersihkan dan keringkan menggunakan kain sebelum memasangnya kembali.

4. Cek Warna dan Kekentalan Oli

Kontaminasi air pada oli mesin dapat terdeteksi dari perubahan warna dan kekentalan. Oli yang bercampur air biasanya berubah menjadi encer dan tampak kecokelatan atau keabu-abuan menyerupai susu (milky). Jika menemukan kondisi ini, jangan hidupkan mesin karena risiko water hammer sangat tinggi.

Langkah terbaik adalah menguras oli dan menggantinya dengan yang baru di bengkel terdekat. Pemeriksaan bisa dilakukan melalui dipstick yang menempel pada tutup oli.

Baca Juga : Pengendara Motor Wajib Tahu: Batas Aman dan Teknik Melewati Banjir

5. Segera Bawa ke Bengkel Jika Kerusakan Parah

Apabila motor tetap sulit dihidupkan atau muncul gejala kerusakan lainnya, jangan memaksakan diri mencoba perbaikan sendiri.

Segera bawa ke bengkel agar dilakukan pengecekan menyeluruh, termasuk komponen mesin, CVT, dan kelistrikan.

6. Bersihkan Motor dan Lumasi Bagian yang Mudah Berkarat

Air banjir biasanya kotor dan dapat menimbulkan karat pada bagian tertentu. Setelah motor aman digunakan, lakukan pencucian menyeluruh lalu beri pelumas tambahan pada area rawan berkarat seperti standar tengah, standar samping, footstep, serta bagian kaki-kaki.***

Penulis: Ely Kurniawati | Editor: Dadi Mulyanto

Berita Terkini