Peselancar dunia sedang menikmati ombak Bono di sungan Kampar/indonesia.g.id
RAGAM NUSANTARA - Fenomena ombak bergulung-gulung lazimnya bisa kita lihat di pantai atau beberapa ratus meter menuju bibir pantai.
Tetapi di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ada fenomena ombak layaknya di lautan.
Ombak di sungai Kampar dikenal dengan nama ombak Bono yang terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat air pasang (tidal bore).
Ombak Bono bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dan bergerak dari muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.
Jarak yang ditempuh Bono ini adalah sejauh 50-60 kilometer (km) menyisir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.
Tak aneh jika ombak Bono memikat para peselancar mancanegara untuk mencobanya dan berupaya memecahkan rekor dunia waktu terlama berselancar di sungai.
Dilansir dari portal informasi Indonesia, Bono Sungai Kampar mulai mendunia saat dikunjungi Antony Colas, penulis buku panduan berselancar terkemuka di majalah World Stormrider Guide, pada September 2010.
Colas dibuat tercengang dengan gulungan besar ombak bono di sungai yang mirip dengan ombak di laut.
Bedanya, ombak tinggi ini mampu bertahan hingga sejauh 50 km, begitu tulis Colas dalam ulasannya di salah satu edisi World Stormrider Guide.
Tulisan Colas ini mengundang rasa penasaran juara dunia tiga kali asal Amerika Serikat, Tom Curren.
Peselancar senior berusia 60 tahun ini mengajak dua rekannya sesama juara dunia, Bruno Santos dan Dean Brady untuk mencoba menaklukkan bono Sungai Kampar. Ia pun sukses berselancar nyaris selama satu jam pada Maret 2011.
"Saya akhirnya bisa merasakan berselancar begitu lama di atas bono di aliran Sungai Kampar. Setelah lebih dari 30 tahun berselancar baru kali ini saya merasakan selancar sangat lama di atas gulungan ombak dan itu terjadi di sungai," kata Curren dikutip dari situs Surfer Today.
Upaya pemecahan rekor dunia berselancar terlama terpecahkan sebanyak dua kali di Bono Sungai Kampar.
Pertama dilakukan oleh peselancar dunia asal Inggris, Steve King pada 15 Februari 2013. Saat itu ia bersama dua rekannya Steve Holmes dan Nathan Maurice berlomba adu ketangkasan "menunggangi" bono setinggi empat meter sejauh 12,3 km selama 1 jam 13 menit.
Rekor tersebut dipatahkan oleh juara dunia asal Australia, James Cotton ketika mampu mengikuti ombak bono setinggi 3,5 meter hingga sejauh 17,2 km selama 1 jam 20 menit dan tercatat dalam Guiness Book of The World Record.
Kemudian peselancar perempuan Indonesia, Gemala Hanafiah pun pernah mencetak rekor unik ketika ia dan 30 peselancar nasional dan mancanegara mencoba menaklukkan Bono secara bersama-sama.
Menurut Gemala, peristiwa ini tidak akan bisa mereka lakukan di laut. Alasannya, ombak di laut hanya bisa dipakai berselancar tak lebih dari tiga orang dan durasi gelombangnya pun hanya sebentar, tak sampai tiga menit.
Di bono Sungai Kampar, Gemala dan rekan-rekannya mampu berselancar selama 30 menit.
Tak aneh jika sejak 2013, Pemerintah Kabupaten Pelalawan melirik bono sebagai potensi pariwisata dunia dan secara rutin menggelar event tahunan, International Bono Surfing Festival serta Bekudo Bono.**