RAGAM NUSANTARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan dalam periode 1-7 Mei suhu rata-rata di Indonesia sekitar 33-36,1° celsius.

Akibatnya, sebagian besar wilayah di Tanah Air mengalami kondisi suhu panas yang cukup terik beberapa hari terakhir ini. Apa penyebabnya?

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan, banyak faktor yang memicu suhu panas di Tanah Air cukup tinggi.

Antara lain, posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Tercatat, daerah dengan suhu tertinggi yakni 36,1° celcius terjadi di Tangerang dan Kalimantan Utara.

Adapun tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang. Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Selanjutnya, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.

Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

"Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas," kata Guswanto dikutip dari laman resmi Polda Metro Jaya (PMJNews).

Berdasarkan organisasi meteorologi dunia, WMO, gelombang panas atau dikenal dengan Heatwave, adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.

Yang mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.

"Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah," pungkasnya.***