TERASBANDUNG.COM - Mungkin banyak pasangan yang bertanya baiknya berapa kali waktu berhubungan intim yang ideal dalam seminggu? Simak di sini penjelasannya.

Frekuensi berhubungan seksual sangat bergantung pada tingkat kepuasan masing-masing pasangan. Hal inilah yang menyebabkan jumlah waktu berhubungan intim yang ideal pada setiap pasangan berbeda-beda.

Namun, berapa kali waktu berhubungan intim yang ideal menurut para ahli?

Dilansir dari berbagai sumber, yuk simak selengkapnya di bawah ini!

Baca Juga : Mengapa Telinga Sering Berdengung, Yuk Ketahui Penyebab dan Cara Pencegahannya

Berapa kali berhubungan intim yang ideal dalam seminggu?

Hubungan seksual yang rutin diperlukan untuk meningkatkan ikatan emosional dengan pasangan. Selain itu, berhubungan intim juga berikan manfaat lain bagi pasangan, seperti rasa aman hingga mengurangi tingkat stres.

Para ahli juga tidak memiliki jawaban akurat mengenai hal ini. Karena kehidupan seks pasangan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor: usia, gaya hidup, tingkat libido, dan kualitas hubungan dengan pasangan.

Dilansir dari Verywell Mind, pertanyaan mengenai berapa kali hubungan intim yang ideal lebih sering dipertanyakan oleh seseorang yang tidak puas dengan kehidupan seksualnya.

Fenomena di mana salah satu pasangan ingin lebih atau mengurangi frekuensi seks sangat umum terjadi.

Faktanya, pada hubungan pasangan yang sehat, mereka lebih berfokus pada kualitas dibandingkan dengan kuantitas dalam berhubungan intim.

Berhubungan intim juga tidak perlu dilakukan setiap hari. Bicarakan dengan pasangan kamu tentang kebutuhan seksual masing-masing, agar kepuasan dalam kehidupan seksual dapat meningkat.

Baca Juga : Suka Telur Dadar Padang? Kamu Bisa Buat Sendiri di Rumah, Begini Caranya

Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual kamu dan pasangan juga dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:

- Stres, baik stres secara umum atau stres mengenai hubungan dengan pasangan

- Perubahan bentuk tubuh karena penuaan atau masalah kesehatan

- Memiliki rutinitas yang membosankan

- Sibuk dengan anak dan karir, tidak memiliki quality time dengan pasangan

- Kurangnya komunikasi asertif dan efektif dengan pasangan, dll.

Faktor-faktor ini tentunya dapat berbeda, tergantung pada masing-masing pasangan.***