Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. (Pemkot Bandung)
TERASBANDUNG.COM - Kota-kota besar kerap dihantui kemcetan lalu lintas dan tek tekecuali Kota Bandung.
Kemacetan di Kota Bandung masih menjadi PR besar yang terus dibenahi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Maka untuk mengurai permasalahan kemacetan, Pemkot Bandung bersama, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan sejumlah stakeholder terkait, yakni akademisi, Dishub, Dinas SDABM, Kepolisian, dan DPRD.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, permasalahan kemacetan di Kota Bandung merupakan keniscayaan. Sebab, jumlah penduduk Kota Bandung makin bertambah saat siang hari.
Baca Juga: Kolaborasi Pemkot Bandung dan ITB untuk Cari Solusi Penanganan Sampah
"Siang hari, jumlah penduduk mencapai 3,7 juta jiwa. Sedangkan malam hari mencapai 2,5 juta. Tentunya daya dukung jalan perlu ditambah seiring penggunaan kendaraan baru yang kian banyak," ujar Yana Mulyana dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung.
Yana Mulyana mengatakan, Pemkot Bandung telah berupaya mendorong penggunaan transportasi publik untuk terintegrasi agar bisa mengurai kemacetan dalam jangka menengah hingga panjang.
"Untuk jangka pendek sudah dilakukan, seperti rekayasa jalan. Sedangkan jangka menengah, kita perlu optimalisasi transportasi publik yang sudah ada dan mendorong masyarakat untuk menggunakannya," ungkapnya.
Bahkan, untuk rencana jangka panjang, ia menuturkan, transportsi publik berbasis kereta akan bertambah di Kota Bandung seperti MRT dan LRT.
Baca Juga: Dua Fly Over dan Underpass Siap Hadir di Kota Bandung untuk Urai Kemacetan
"Koridor utara-selatan MRT dari Babakan Siliwangi-Stasiun Leuwipanjang sudah selesai. Kami berharap akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 sudah ada proses lelang di provinsi karena ini bantuan dari pusat dan provinsi," ucapnya.
Bus juga bisa menjadi salah satu solusi yang dioptimalkan sebagai upaya mengurai kemacetan di Kota Bandung. Bahkan, wacananya akan hadir Bus ASN demi mengurangi kepadatan kendaraan.
Namun, ia mengaku masih perlu dicari titik poin ke poin untuk memudahkan para ASN memarkir kendaraan pribadinya dan berangkat.
"Kita tentukan parkir motornya di poin tersebut, nanti pakai bus ke Balai Kota dan Jalan Cianjur. Semoga ini bisa mengurangi kepadatan juga karena rata-rata kemacetan itu di pagi dan sore hari," tuturnya.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, Yana berharap adanya rekomendasi lainnya bisa lahir dari hasil FGD ini.
"Mudah-mudahan FGD ini bisa melahirkan kebijakan atau rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengurai permasalahan kemacetan di Kota Bandung," harapnya.**