TERASBANDUNG - Perlahan permasalahan sampah di Kota Bandung mulai teratasi. Dari 55 TPS yang sempat overload kini telah tersisa 33 TPS.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan, terus berkoordinasi dan turun langsung ke lapangan untuk mengurai permasalahan tersebut.

"Saya tiada hari tanpa kontrol TPS terutama TPS-TPS yang masih perlu ada kendali dan atensi. Misalnya penanganan sampah di RW 5 Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal ternyata sebetulnya di sini sudah cukup baik," ucap Ema saat mengunjungi TPS Jalan Banten, Selasa 9 Mei 2023.

Untuk menangani 33 TPS yang masih overload, pihaknya terus berkoordinasi untuk aktivasi Sarimukti dan tetap membuka TPA darurat Cicabe.

"Sampai saat ini sudah 51 rit sampah yang kita angkut ke Cicabe. Tapi ini tidak bisa bertahan lama. Kita masih bergantung kepada TPA Sarimukti. Kalau di sana sudah 100 persen, saya berani ambil kebijakan untuk kita berhenti di Cicabe dan kembali lagi semua ke Sarimukti" ujarnya.

Oleh karena itu, pada 14 Mei 2023 mendatang pihaknya akan berkeliling ke seluruh RW sambil menjalankan praktik baik dari contoh keberhasilan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh RW 12 Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal.

"Karena di sana sampah itu selesai di TPS. Keren kalau itu semua terjadi di 1.558 RW se-Kota Bandung," bebernya.

Menurutnya, program Kang Pisman sebetulnya berjalan baik. Dalam kondisi normal pun sampah yang dihasilkan tiap hari sebanyak 1.500 ton. Jumlah yang bisa diangkut oleh Pemkot Bandung ke TPA sebanyak 1.200 ton. Sedangkan 300 ton sisanya itu optimalisasi kinerja Kang Pisman.

"Coba bayangkan kalau 300 ton itu dikali sebulan atau tahun, pasti tidak tertangani. Kota ini nanti jadi lautan sampah," ungkapnya.

Selain itu ia memberi contoh di Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Rancasari pemanfaatan maggot berjalan baik. Hasilnya bisa membantu pupuk bagi masyarakat yang masih berprofesi tani di sana. Sehingga saling berbagi nilai manfaat.

Sedangkan untuk TPA Legoknangka, Ema mengaku informasi dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan sekarang sudah mengerucut pada dua perusahaan dari Jepang yang akan menangani sampah di sana.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Dudy Prayudi menyampaikan sampah dari TPS yang overload diangkut ke TPA Cicabe menggunakan truk-truk kecil.

"Ada 33 yang belum normal. Salah satu kendalanya kita masih keterbatasan alat berat. Kalau dilakukan secara manual dengan tenaga manusia, membutuhkan waktu yang lama. Sehingga alat berat ini digilir dari satu TPS ke TPS lain," papar Dudy.

Jika kondisi sudah kembali normal, TPA darurat Cicabe akan ditutup dan semua sampah kembali diangkut ke Sarimukti.

"Kita berharap dan terus edukasi masyarakat agar terus menerapkan Kang Pisman. Kalau bisa jangan produksi banyak sampah," tuturnya.

"Sampah organik bisa dibuat pupuk kompos, ditaruh di Loseda. Sampah anorganik itu bisa disetorkan ke bank sampah sehingga bisa bernilai,” imbuh Dudy.