Ilustrasi orang berdoa. (Istimewa)
TERASBANDUNG.COM - Doa adalah permohonan hamba kepada Tuhannya. Dalam pandangan Islam, doa memiliki keutamaan. Manusia dengan segala keinginan dan harapan, dapat menyampaikan permohonan apa saja kepada Allah.
Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai. (HR. Tirmidzi, no. 3479).
Rasulullah mengajarkan adab-adab ketika memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 10 adab berdoa dalam Islam:
1. Mencari Waktu yang Mustajab
Dalam berdoa, kita dianjurkan untuk mencari waktu mustajab. Waktu-waktu yang mulia itu seperti hari arafah, ramadhan, hari jum’at dan waktu sahur. “Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (sahur).”(QS. Adz Dzariyat:18)
2. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi SAW. mengangkat kedua tangannya, sehingga terlihat warna putih kedua ketiaknya saat berdoa dan tidak memberikan isyarat dengan jari jemarinya.
Selain itu, ada juga hadist dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim)
3. Menyanjung dan memuji Allah
Kita dianjurkan untuk mengawali doanya dengan dzikrullah (menyebut nama Allah), tidak langsung dengan meminta.
Bagian dari adab ketika memohon dan meminta adalah memuji Dzat yang diminta. Demikian pula ketika hendak berdoa kepada Allah. Hendaknya kita memuji Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang mulia (Asma-ul husna).
4. Bershalawat kepada Nabi Saat Berdoa
Ibnul Qayyim menyatakan pula bahwa membaca shalawat pada saat berdoa, kedudukannya seperti membaca Al-Fatihah dalam shalat.
Jadi pembuka doa adalah shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Untuk shalat, pembukanya adalah dengan bersuci.
Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ada tiga tingkatan dalam bershalawat saat doa, yaitu Bershalawat sebelum memanjatkan doa setelah memuji Allah, bershalawat di awal, pertengahan dan akhir doa, dan bershalawat di awal dan di akhir, lalu menjadikan hajat yang diminta di pertengahan doa.
Baca Juga : 7 Manfaat Labu Siam Bagi Kesehatan, Salah Satunya Menjaga Kesehatan Jantung
5. Mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah
“Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra: 110)
6. Tidak berlebihan dalam penggunaan kata-kata saat berdoa
Doa yang terbaik adalah doa yang ada dalam Alquran dan sunah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)
7. Khusyu’, Merendahkan Hati, dan Penuh Harap
Sebagaimana firman Allah SWT. Yang artinya “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al Anbiya : 90)
8. Memantapkan Hati Dalam Berdoa dan Berkeyakinan untuk Dikabulkan
Sabda Rasulullah SAW.”Berdoalah kepada Allah dan anda meyakini akan pengabulannya. Ketahuilah bahwa Allah azza wa jalla tidaklah mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad, Thabrani)
9. Mengulang-ulang Doa
Kita dianjurkan untuk mengulangi do’a hingga tiga kali. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Nabi SAW. apabila berdoa maka dia berdoa hingga tiga kali dan apabila dia meminta maka dia meminta hingga tiga kali.” (HR. Muslim)
Baca Juga : Bertahap, Jalan dan Trotoar di Kota Bandung Bakal Diperbaiki
10. Memperbanyak Taubat dan Memohon Ampun Kepada Allah
Banyak mendekatkan diri kepada Allah merupakan sarana terbesar untuk mendapatkan cintanya Allah. Dengan dicintai Allah, doa seseorang akan mudah dikabulkan.
Di antara amal yang sangat dicintai Allah adalah memperbanyak taubat dan istighfar.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka …jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika minta perlindungan kepada-KU, pasti Aku lindungi..” (HR. Bukhari).***